"Zar, definisi rindu menurut lo itu gimana?" Tanya Kyla sambil meletakan komik yang tadi ia baca ke atas kasur Zara lalu beralih menatap Zara yang tengah merias wajahnya di depan meja dandan. Saat ini Kyla berada di kamar Zara yang katanya menurut gosip Zara akan berkencan dengan seorang laki-laki yang katanya lagi sedang tertarik pada Zara.
Merasa dicueki, Kyla berdecak kesal. "Zar! Genit banget sih lo pake dandan segala. Udah kayak mau ke acara nikahan aja deh." Cibir Kyla sambil melempar bantal kearah Zara dan pas mengenai belakang kepalanya.
"Kyla!" Bentak Zara lalu memeriksa rambutnya yang sudah ia buat kepangan. "Jangan berantakin rambut gue dong, capek nih gue bikinnya."
Kyla memutar bola matanya. "Lo beneran ganjen banget deh Zar serius, umur masih enam belas udah paham banget sama make-up."
"Bodo amat, daripada ikutin tabiat lo, bakal jomblo seumur hidup gue." Jawab Zara sambil memoles blush-on di pipi kanannya.
Kyla meringis geli. "Masalahnya Zar, seumur lo itu belom cocok pake kayak beginian." Kata Kyla sambil berjalan mendekat kearah Zara dan menunjuk macam-macam make-up yang terletak di meja dandan lalu mengambil benda yang berbentuk tabung panjang berwarna hitam. Kyla mengerutkan keningnya heran. "Nih apaan?"
"Maskara, buat bulu mata lo biar lentik lucuk." Jawab Zara sambil mengedip-ngedipkan matanya.
Kyla menatap Zara geli lalu memutuskan untuk kembali berbaring di atas kasur. "Gue kemana ya?" Gumam Kyla pelan.
"Lo emang gak latihan skate atau karate dan satu lagi apa tuh, dance?" Tanya Zara menatap Kyla dari pantulan kaca.
Kyla menggeleng lemah. "Libur semua. Bang Farish ada acara nikahan sepupunya. Karate? Kan cuma hari minggu. Dance? Huh, pelatihnya lagi cidera." Jelas Kyla sambil duduk bersila di atas kasur.
Zara tertawa kecil. "No life banget ya Key kayaknya tanpa ketiga hal itu?" Tanya Zara. Kyla mengangguk. "Mending lo ke toko kue Mama Shania sana, siapa tau ada yang jomblo. Lo pepet deh." Kata Zara sambil menaik-turunkan alisnya.
"Masa cewek mepet cowok, murahan amat." Jawab Kyla sambil memutar bola matanya. Kyla kembali berbaring. "Argh bete banget gue."
"Ya gak pepet cowok, cewek aja sana lo pepet." Ucap Zara lalu setelah itu Zara tertawa terbahak-bahak. Zara meraih tas tangannya dan siap untuk pergi. "Lo mau di kamar gue aja?" Tanya Zara. Kyla mengangguk. "Hih, yaudah awas aja lo acak-acak kamar gue."
"Iya, Nyai."
Zara mengangkat bahunya lalu memutuskan untuk bergegas keluar dari kamar dan mencari Shania untuk meminta izin. Sedangkan Kyla masih betah berbaring di atas kasur Zara dengan mata terpejam. Namun beberapa detik kemudian matanya terbuka dan dengan cepat Kyla beranjak dari kasur Zara lalu berlari keluar dari kamar Zara.
"Zaratun!! Woy!!" Teriak Kyla sambil menuruni anak tangga dengan cepat. Mata Kyla mencari-cari Adik kecilnya itu. Kyla berjalan mendekat kearah Shania yang tengah menonton televisi. "Ma, Zara mana?"
"Lho, baru aja jalan." Jawab Shania. Kyla menepuk keningnya. "Emang kenapa?" Tanya Shania dengan kening berkerut.
"Buset Zaratun cepet amat jalannya." Batin Kyla berdecak kagum.
"Aduh, gak papa Ma. Niatnya aku mau ikut aja sama dia," kata Kyla sambil mendaratkan tubuhnya disebelah Shania. Kyla menghela napasnya lalu menyandarkan tubuhnya. "Taunya udah jalan."
Shania terkekeh lalu mengusap puncak kepala putrinya lembut. "Kamu kok tumben gak keluar?"
"Ya, pada libur, Ma." Jawab Kyla lesu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honest [Completed]
Fanfic#528 in Fanfiction (10 Agustus 2017) Terkadang sebuah kejujuran bisa menjadi hal yang sangat menyakitkan. Sekuel dari Love Affair dan Afire Love 4/8/17 - 10/10/17