3

1.3K 235 48
                                    

Bug.... bug.... bug....

Terdengar suara bising pukulan dari kamar sebelahnya yang membuat konsetrasi Zara buyar. Zara menggeram lalu beranjak dari meja belajarnya, berjalan dengan kaki menghentak kesal menuju kamar Kyla yang terletak disebelah kamarnya.

"Kylaa!! Ish lo berisik banget sih." Teriak Zara sambil menggedor pintu kamar Kyla. Suara bising pukulan dari kamar Kyla tiba-tiba lenyap dan beberapa detik kemudian pintu kamar Kyla terbuka dengan sekujur badan Kyla basah oleh keringatnya. Kyla tersenyum. "Apa lo senyam senyum, gue lagi ngerjain PR dan ini udah malem."

"Tau gue," jawab Kyla santai sambil menyeka keringatnya. "Lo kode minta ajarin ya?"

Mata Zara melotot. "Mana ada!"

Kyla mengibaskan tangannya. "Mana cepet bukunya sini, gue sibuk." Ujar Kyla tidak sabaran.

Zara mendengus lalu memutuskan untuk kembali ke kamarnya untuk mengambil buku tulisnya. Kebetulan sekali ada soal yang Zara tidak pahami. "Nih," Zara menyodorkan buku tulis serta pulpen kearah Kyla.

Kyla membaca tulisan Zara beberapa saat lalu mengangguk-ngangguk. "Nih, pertama lo cari dulu volume dari ini, terus massanya. Nanti volume di bagi massa. Selesai." Jelas Kyla lalu tersenyum sombong. "Gitu aja gak ngerti, padahal gampang."

Zara mendengus lalu merampas buku miliknya. "Nyebelin banget lo." Kyla menjulurkan lidahnya. "Lo udah enakan?"

"Udah kok." Jawab Kyla singkat. "Yaudah sana gih lo balik ke kamar. Mau berdiri aja disini sampe lebaran monyet?" Kata Kyla lalu langsung menutup dan mengunci pintu kamarnya.

"Mimpi apa gue punya Kakak model kayak Kyla gitu." Gumam Zara sambil berjalan menuju kamarnya.

Tak terasa gelap pun jatuh

Di ujung malam menuju pagi yang dingin

Hanya ada sedikit bintang malam ini

Mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya

Kening Kyla mengerut heran, ia memeriksa ponselnya yang sedang memutar lagu mellow dari Payung Teduh itu. Kyla menggeleng. "Sejak kapan selera lagu gue mellow gini, waduh. Kesambet setan Zaratun nih kayaknya." Gumam Kyla pada dirinya sendiri.

Zaratun : Key, lo lagi galau ya? Cie cinta bertepuk sebelah tangan

Kening Kyla semakin berkerut saat membaca pesan dari Zara. Kyla berdecak lalu mematikan musik dari ponselnya lalu memutuskan untuk membaringkan tubuhnya di atas kasur. Kyla melirik jam weker yang terletak di atas nakasnya. Pukul delapan. Berarti masih ada waktu sejam untuk bersiap-siap sebelum Kyla berkumpul dengan teman-teman skate-nya di tempat biasa.

Setelah mengistirahatkan tubuhnya sejenak, Kyla beranjak dari atas kasur lalu langsung mengganti pakaiannya. Kyla melapisi kaos hitam polosnya dengan kemeja kotak-kotak berwarna merah. Kyla meraih sneekers miliknya lalu ia kenakan. Kyla menyambar tas ransel dari atas meja belajarnya lalu menenteng skate miliknya.

Dengan celana jeans robek-robek di area dengkul, Kyla berjalan mengendap-endap keluar dari kamarnya. Kedua orang tuanya tidak boleh tau sebab Kyla masih dalam tahap penyembuhan. Namun usaha mengendap-endap layaknya maling itu digagalkan oleh Adik kecilnya. Kyla mendengus lalu memutar tubuhnya guna menatap Zara. Kyla meletakan jari telunjuknya di bibirnya memberi isyarat kepada Zara untuk tidak bersuara.

"Kenapa?" Bisik Zara.

"Mama Shania sama Mama Beby kemana?" Tanya Kyla pelan.

"Kan ke supermarket." Jawab Zara yang langsung membuat Kyla menepuk keningnya. "Kenapa?"

Honest [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang