11

12.8K 890 25
                                    

Amoura POV

"Apanya yang panas,Mour?" Tanya Dimas lagi.

Gue ngelirik Dita,tapi dia langsung pura pura tidur. Gue ngelirik Bayu,tapi dia malah siul-siul gajelas. TEMEN APAAN WEY.

"Itu yaampun hari ini panas banget gitu maksudnya," Kata gue beralibi ria.

"Bukannya hati?" Tanya Dimas sambil naikin satu alisnya. Manis klimaks banget lah pokoknya.

"Nggak ah,lo salah denger. Gue kan bilangnya hari." Kata gue lagi. "Boong tuh Dim. Dia ngomongnya hati," Celetuk Bayu.

Edan. Bayu edan. Bayu gila. Bayu ga waras. Bayu minta dibunuh. Bayu pengen gue ilangin dari muka bumi. Bayu sialan. Pokoknya yang jelek jelek ada di Bayu.

Gue sinisin si Bayu. "Kenapa lo? Pake acara sinisin gue segala," Kata Bayu.

Demi ya Bayu minta gue bakar idup idup.

"Bener kan lo ngomongnya hati?" Tanya Dimas sambil nahan ketawa.

TOLONG SIAPAPUN KUBUR GUE YA TOLONG. Demi malu banget.

"Nggak sumpah gue ngomongnya hari," Kata gue. "Hari ini panas? Mour,lo masih sehat kan? Jelas jelas mendung gini." Kata Dimas.

Gue liat kearah jendela luar. Dan ternyata emang beneran mendung. Bisa ga sih Mour lo ga malu maluin diri lo sendiri?

"Ups,ketauan deh." Kata Dita songong. "Jadi lo cemburu gue ngobrol sama Mila?" Tanya Dimas.

"Nggak. Gue seneng malah berarti udah ada perkembangan dong lo sama Mila," Kata gue. Dimas jalan kearah tempat duduk gue dan berenti di depan gue. Dia nundukin kepalanya biar bisa sejajar sama gue.

"Gue kenal lo dari kecil,Mour. Lo ga pinter boong sama sekali." Kata Dimas lembut.

Gue menghela nafas,"Iya gue cemburu. Puas lo?" Kata gue sinis.

"Kenapa bisa cemburu?" Tanya Dimas bingung.

"DASAR DIMAS GAPEKA!" Gue teriak terus lari keluar kelas. Bodoamat gue bolos seharian hari ini. Gapeduli juga walaupun gue baru masuk hari ini. Yang penting gue gamau ketemu Dimas. Gue benci sama Dimas dan sekarang gue gabakal bilang 'gadeng'.

Gue lari sampe gue nemu tangga yang biasa gue naikin kalo gue bosen atau kesel sama orang. Iya,tangga ke rooftop. Gaada yang tau kalo ada tangga buat ke sana. Yang tau cuman gue,karyawan sekolah dan Tuhan. Dimas juga gatau,jadi gue bisa ngehindar seharian dengan mulus dari Dimas.

Sampe diatas sana,gue duduk sambil nikmatin angin yang lumayan kenceng karena udah mau hujan. Gue gapeduli sama hujan,gue gapeduli kalo entar gue sakit.

Kenapa ya cowok itu ga peka,tapi sekalinya peka,peka banget jadi jatohnya kepedean. Dunia mulai gila.

Gue ngerasain rintik-rintik hujan yang mulai ngebasahin badan gue. Sekali lagi,gue gapeduli. Tarik kata kata gue waktu itu yang gue bilang gue gapernah galau,nyatanya sekarang gue lagi galau.

Dimas. Satu orang yang bikin gue jadi lebay gini. Cuman dia yang bisa bikin gue galau. Cuman dia.

"Mour? Lo ngapain disini?" Gue noleh,dan nemuin Varo berdiri ga jauh dari gue berdiri.

"Kok lo bisa disini?" Tanya gue heran. Setau gue cuman gue doang yang tau.

"Gue biasa kesini kalo lagi sedih atau lagi ada masalah." Kata Varo. Dan gue cuman ber'oh' ria.

"Jadi ga cuman gue ya yang tau tempat ini. Yah," gumam gue. "Apa?" Tanya Varo. "Oh nggak. Umm,jadi lo lagi sedih atau ada masalah? Mau sharing sama gue?" Tanya gue. Gue ketawa dalam hati. Padahal gue sendiri ada masalah.

"Nggak,gue tadi ngeliat lo lari keatas sini. Jadi gue ikutin," Kata Varo. "Jadi,apa lo mau cerita ke gue?" Lanjut Varo.

Gue diem. Jujur aja,gue butuh seseorang buat curhat.

"Biar gue tebak,Dimas ya?" Tanya Varo. "eh? Nggak kok," Kata gue. "Lo gabisa boong sama gue Mour," Kata Varo sambil senyum.

"Gue denger kok lo teriak teriak di dalem kelas. Lo kan toa," Kata Dimas sama ketawa pelan. Gila,kenapa ada makhluk seganteng dan seunyu ini? Tapi mendingan Dimas sih. Eh apaan sih.

Gue cubit pinggangnya Varo,"gue gak toaaaa," Kata gue. "Adududuh Mour sakitttt," Akhirnya gue berenti.

"Jadi beneran Dimas?" Tanya Varo mastiin. Gue ngangguk.

"Sakit ya rasanya kalo suka sama seseorang,tapi dianya malah suka sama orang lain." kata gue. "Dimas bilang,cuman dia yang boleh ada disamping gue,tapi sekarang? malah elo yang ada disini," Lanjut gue. Gue tumpahin air mata yang udah gue tahan daritadi. Dan Varo langsung meluk gue,

"Jangan nangis Mour." Kata Varo sambil ngelus rambut gue.

"Sakit Var," Kata gue sambil nangis sesenggukan. "Gue juga ngerasain Mour sakitnya kayak apa," Kata Varo.

Gue mendongak untuk ngeliat ke matanya Varo. "Lo ngerasain juga?" Tanya gue.

Varo ngangguk. "Boong kali,mana mungkin dia gasuka sama lo." Kata gue sambil maksain ketawa.

"Bener,tadi dia abis curhat sama gue kalo dia suka seseorang yang gasuka sama dia." Kata Varo. "Emang siapa?" Tanya gue.

"Elo."

Tbc.

HAIII! pendek ya pendek ya? maaff.___.gabisa janji sih bakalan ngepost panjang panjang soalnya ngestuck terus. makasiihh yang udaah vomments!:D samaa kak sanaz -winterinnight- yang udah ngasih masukan buat cerita akuu hehe

5+ votes for next chap? Thanks :D

Xx Andien.

AmouraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang