16

12.3K 907 55
                                    

Amoura POV

Gue kaget. Gue gatau mau ngapain. Mulut gue mendadak kekunci buat ngomong satu kata pun. Gue...Gue...speechless. Satu kata itu yang bisa menggambarkan gue sekarang. Gue gapercaya. Dimas peka? Dimas tau selama ini? Tolong kalo ini mimpi jangan bangunin gue.

Diem-diem gue nyubit paha gue sendiri.

"Gausah nyubit-nyubit. Ini beneran," Kata Dimas sambil nahan ketawa. Aish,mukanya plis banget minta gue cakar. "Jadi,apa jawaban lo? Gue keringet dingin nih," Lanjut Dimas.

"Nggak.." Jawab gue mantep.

Tatapan Dimas yang tadinya lembut langsung kecewa. Dia tersenyum pahit,"O-oh iya gapapa kok. L-lo pasti udah kesel banget kenapa gue baru sadar," Dia ngeliat bunga tulip yang ada di tangannya,seketika itu juga bunganya dia buang dan dia injek. "Gue terlambat kan?" Tanya Dimas,masih dengan senyum yang sama.

Gue tatap matanya dia. Dia buang muka biar gak natap mata gue. Yang gue liat,matanya berkaca-kaca. Segitu sayangnya ya sama gue? Oh,gue terharu.

"Gue belom selesaiin kalimat gue,Dim." Kata gue sambil narik paksa mukanya untuk berhadapan dengan muka gue.

"Mau ngomong apalagi? 'Nggak Dim gue gamau jadi pacar lo soalnya lo-" Gue potong perkataannya Dimas dengan nyium pipinya selama 5 detik.

"Nggak akan nolak lo. Itu yang mau gue bilang," Kata gue sambil masang senyum manis.

Dimas mematung. Rahangnya kebuka,matanya membesar,pokoknya mukanya bikin ngakak.

Gue ambil iPhone gue dan gue foto mukanya dia. Karena suara kamera,Dimas sadar,senyumnya ngembang dan akhirnya dia teriak, "WOOYYY GUE DITERIMAAA!! GUE DITERIMAAA!! GUE SENENG BANGET WOY!"

Gue ketawa. Yaampun ini beneran kan?

Dimas nyamperin gue -masih dengan senyumnya- dan meluk gue, "Makasih ya," bisik Dimas di telinga gue.

"Sama sama ya," bisik gue balik.

Dimas ngeliat jamnya yang ada di pergelangan tangannya, "Pulang yuk? Udah jam 4. Aku anterin ya?" Kata Dimas.

Gue mandangin dia dengan kesel, "Yaiyalah,lo nganterin gue. Orang lo yang bawa gue kesini,lo juga yang harus nganterin gue pulang oke?" Kata gue.

Dimas geleng-geleng kepala sambil berdecak, "Aku-kamu. Bukan gue-lo lagi,Mour."

Pipi gue memanas. "i-iya hehe.." Kata gue kaku.

Dimas nyubit pipi gue,"kamu kok jadi kaku gini deh? biasanya juga rusuh. Pake blushing segala lagi,lucu banget." Kata Dimas sambil nyengir kocak. "Udah yuk pulang," Kata Dimas lagi sambil ngegandeng tangan gue.

***

Di kamar,gue senyum-senyum gak waras. Gue udah kayak orang gila tau gak,tadi aja mama gue masuk kamar terus pas ngeliat gue senyum senyum gini langsung mau dibawa ke rumah sakit. Aish,serem.

"Mour? Kamu yakin gapapa?" Tanya mama gue untuk kesekian kalinya sambil ngetok pintu kamar gue.

"Gapapa kok ma. Amoura gak sakit kok," Jawab gue untuk yang kesekian kalinya juga.

"Abis mama serem ngeliat kamu senyum-senyum gitu," kata mama gue. Yaampun. "Apa mama telfonin Dimas aja kali ya? Siapa tau kamu jadi waras lagi," Lanjut mama.

Spontan gue langsung teriak, "NGGAK USAH MA! AKU WARAS KOK!"

Sialnya lagi,pipi gue blushing. Oh,bisa gak sih kalo denger nama 'Dimas' gausah blushing?

Gimana besok sekolah. Mana fansnya Dimas banyak banget,bisa bisa seharian gue blushing terus.

Gue ngelangkah keluar kamar karena denger suara mama ngobrol sama seseorang,lebih tepatnya laki-laki. Oom Tristan kesini?

Gue turun tangga dan ngumpet di balik tembok deket tangga. Ternyata itu...

Varo.

Akhirnya daripada ngumpet-ngumpet gajelas,gue samperin mama sama Varo yang lagi ngobrol di sofa ruang tamu.

"HEYYOOOOO!!" Teriak gue sambil nyempil diantara mama dan Varo yang lagi ngobrol berhadapan.

Varo langsung noyor gue dari samping, "Gak sopan. Udah tau gue lagi ngobrol sama mama. Main nyempil aja," Kata Varo sambil terus noyor gue.

Gue menepis tangannya Varo yang asal aja noyor gue terus, "Gak sopan tau." Kata gue kesel.

"Lagian kamu,mama kan lagi ngobrol sama Varo,main dateng aja lagi. Tanpa permisi,asal duduk aja." Kata mama.

"Tuh,dengerin kata mama." Kata Varo ngikut-ngikut. Gue mengernyitkan dahi, "mama?" Tanya gue heran. "Kok lo manggil mama gue mama?"

"Disuruh sama mama. Yakan ma?" Kata Varo sambil kedip-kedip genit ke arah mama. Gue tabok mukanya pake tangan gue, "Gausah deh lo kedip-kedip najis." Kata gue. Varo cuman meletin lidah.

"Var,kamar gue yuk. Gue mau curhat," Ajak gue. "Ayo deh."

Pas sampe di kamar gue langsung duduk di sofa yang ada di kamar gue. Varo? Ngegelepar kayak ikan asin di kasur gue. Gak sopan. Kenapa gue mesti punya kakak yang semacem Dimas sih?

"Woy," Kata gue sambil nimpuk dia pake bantal kecil.

"Gila Mour,tangganya woy banyak amat."

"Lebay lo. Entar juga kebiasaan pas lo tinggal disini,"

"Bisa kurus gue."

"Udah kurus sih."

Varo akhirnya bangun dan duduk di kasur gue, "Jadi? Mau curhat apa?" Tanya Varo.

"Gue...." Sengaja ngegantungin kalimat gue. "Apaan?" Tanya Varo gak sabaran.

"JADIAN SAMA DIMAS! AAAAAA!!!" Teriak gue histeris.

"IYAAA? AAAAAA!! GILAGILA! WHAT DOES DIMAS SAY?!" Teriak Varo gak kalah histeris.

"DING DING DING DING DING" Nyanyi gue.

Tiba-tiba Varo ngejitak pala gue, "Bukan bego. Maksudnya,Dimas bilang apa pas nembak lo?"

"oh hehe." Kata gue sambil garuk kepala yang gak gatel. "Rahasia," Lanjut gue sambil meletin lidah.

Varo nimpuk gue pake bantal, "Najis. Sama kakak sendiri."

"Bodo."

"Yang sopan ya sama kakak,"

"Kita umurnya sama plis,"

"So? Gue lahir duluan,"

Gue mendecak,gaakan selesai kalo adu mulut mah.

"Lo udah jadi pacarnya Dimas kan?" Tanya Varo tiba-tiba. Gue ngangguk. Dia berdiri dan mendekat kearah gue.

Pas udah deket,Dia jongkok biar sejajar sama gue.

"Tapi kalo lo yang masih ada di hati gue,gimana?"

Tbc.

HAIII! kurang panjang atau cukup? Wait for the next chap ya!

btw,ini sumpah gue pasti histeris,

MAKASIH BANGET BANGET YANG UDAH VOTE SAMA COMMENT GILAAA masa gue seneng banget yaampun banyak yang ngehargain walaupun silent readers masih banyak banget. Pokoknya makasih<3

15+ votes for next chap? thanksss!

xx Andien

AmouraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang