22

11.6K 848 57
                                    

Amoura POV

"Mour."

Gue nengok dan ternyata itu...

Bayu.

"Kenapa,yu? Fika mana deh?" Tanya gue sambil ngedarin pandangan ke sekeliling taman.

Bukannya ngejawab,Bayu malah ngasih gue kertas. "Dibaca ya,"

Gue baca tulisan tangan yang gue kenal banget,tulisan Dimas.

"I'm sorry if i say i need you,
But i don't care,i'm not scared of love.

'Cause when i'm not with you,i'm weaker.

Is that so wrong? Is it so wrong? That you make me strong."

Gue speechless. Apa bener itu yang dirasain Dimas setiap gaada gue? Gue mendongak untuk ngembaliin kertas itu ke Bayu. Tapi bukannya Bayu yang gue temuin,melainkan Dimas.

"Iya,itu yang gue rasain setiap gaada lo. Lo sumber tenaga gue. Lo semangat gue. Lo bagaikan oksigen,kalo gaada lo,gue mati. Lo bikin gue kuat. Kalo gaada lo,itu bikin gue lemah."

Gue makin speechless.

"Jadi," Jeda sebentar. "Apa lo mau maafin gue?"

Apa gue mau maafin Dimas? Gue mau. Tapi,gue belom bisa. Gue belom siap. Emang Mila udah bilang kalo kesalahannya semua ada di dia. Yang patut disalahin ya Mila. Cuman,gue belom siap. Siapa tau aja Mila cuman bikin Dimas seolah-seolah dia gak salah karena Mila sayang Dimas.

Gue menggeleng, "Sori,gue belom bisa."

Raut muka Dimas keliatan banget kecewa. "Kenapa?"

"Gue cuman belom bisa." Gue nahan air mata gue supaya gak tumpah. "Gue belom siap."

"Tapi Mour....gue udah susah-susah bikin semua ini supaya lo maafin gue." Kata Dimas parau. Dari nada suaranya,gue tau dia mau nangis.

"Maaf,cuman gue bener-bener belom bisa. Kasih gue waktu ya?" Kata gue sambil jalan mundur.

Dimas ngeliat gue dengan kecewa, "Lo harus denger penjelasan gue dulu please."

Gue menggeleng. Gue jalan makin jauh dari Dimas dan akhirnya gue balik badan dan lari.

Lari ninggalin Dimas. Lari ninggalin semua permintaan maaf Dimas. Lari dari masalah.

***

Sekarang jam 2.30 pagi. Tapi sayangnya gue belom bisa tidur. Gue mutusin untuk gak sekolah dulu besok. Gue belom siap ketemu Dimas.

"GOOOLLLLLL!!!"

Gue nutup telinga gue dari belakang. Selain gabisa tidur gara-gara kejadian di taman,gue juga gabisa tidur gara-gara Varo nonton bola sambil teriak-teriakan.

"DIKIT LAGI DIKIT LAGIII!!! AH SIAL GAK MASUK!"

"EH GABISA ITU PELANGGARAN!"

"WASITNYA BEGO! ITU PELANGGARAN HARUSNYA ARGH!"

Karena gue kesel,akhirnya gue nyamperin Varo yang ada di ruang tamu.

"AYO AYO DIKIT LAGI DIKIT LAGIIII..."

Gue ngambil remot TV yang ada disamping Varo dan matiin TV-nya.

"....AH SIAL TVNYA MATIIIIIIII!!!!"

Gue mau ngakak sampe guling-guling. Cuman gue kan lagi kesel,masa ketawa?

"ANJIR SIAPA YANG MATIIN TVNYAAAA...." Varo balik badan dan matanya natap gue murka.

"Lo...." Varo nunjuk gue dengan telunjuknya. "AMOURAAAAAA ITU DIKIT LAGI GOL YAAMPUN!" Varo ngacak-ngacak rambutnya frustasi. Sedangkan gue cuman nyengir.

"Abis lo berisik banget. Gue mau tidur gabisa tau."

"IYAIYA! gue gak teriak-teriak lagi sumpah! Nyalain TV-nya!" Suruh Varo.

"Janji ya?" Tanya gue. Varo ngangguk, "Iya."

"Pinky promise?" Tanya gue lagi sambil nahan ketawa.

"LAMA LO TINGGAL NYALAIN TVNYA DOANG!" Teriak Varo murka karena gue lama banget.

Gue ngakak, "Iya iya."

"Nah gitu dong." Dan akhirnya Varo kembali tenang. "Udah sana lo masuk kamar. Ngeribetin aja."

Gue cemberut, "Najis. Gue diusir."

Varo ngibasin tangannya di udara. Sial,gue beneran diusir.

"AWAS LO SAMPE TERIAK TERIAK LAGI." Teriak gue dari atas. Gak ada sautan. Gue mendengus,dasar Varo.

***

Dimas POV

Gue nyamperin rumah Amoura pagi ini. Gue tau dia pasti gak mau masuk sekola karena ada gue. Sakit sih,cuman yagitu.

Gue ngebell rumahnya dia.

"BENTAR!" sahut seseorang dari dalem. Itu suara........Varo?

Ngapain Varo ada di rumah Amoura?

Gue menepuk jidat gue. Iyalah,mereka kan saudaraan sekarang.

"Siap-" Pertanyaan Varo berenti pas ngeliat muka gue. Rahangnya mengeras. "Oh,elo."

"Amouranya ada kan Var?" Tanya gue cemas.

"Sori,tapi rumah ini gak nerima orang kayak lo tuh." kata Varo sadis.

Ngena abis.

"Tapi...gue cuman mau ketemu Amoura." Kata gue meyakinkan Varo.

"Amouranya gamau ketemu lo." Kata Varo.

"Please..." Gue mohon-mohon ke Varo.

Akhirnya Varo ngebuka pintunya lebih lebar lagi, "Yaudah masuk. Sampe lo nyakitin adek gue lagi. Satu tonjokan doang gak mempan."

Gue menghela nafas lega, "Thanks."

Gue naik ke kamarnya Amoura. Siap-siap diusir sih sebenernya. Kalo misalkan dia ngusir gue,gue maklum.

"Mour...." Panggil gue sambil ngetok pintu kamarnya dia.

Gak ada sautan. Pasti masih tidur.

Akhirnya,gue buka pintu kamarnya dia yang ternyata gak dikunci.

"Mour..." Panggil gue sambil ngegoyangin badannya dia. Dia menggeliat sebentar.

"Mour..."

"Hmm." Dia menggeliat lagi sebelum ngebuka matanya.

"Gue gak sekolah Var." Kata Amoura yang masih setengah sadar.

"Gue Dimas."

Perkataan gue sukses ngebuat Amoura sadar sepenuhnya.

"Lo?!" Teriak dia sambil nunjuk gue. "Ngapain disini?!"

"Gue cuman mau minta maaf Mour. Gue ngaku gue salah kenapa diem aja waktu itu. Tapi itu karena Mila yang nahan gue."

Amoura mendengus, "Mila udah ngomong sama gue."

Mendadak muka gue langsung cerah, "Jadi lo udah bisa maafin gue?"

"Sayangnya belom. Gue kan udah bilang kasih gue waktu."

"Tapi berapa lama?" Tanya gue hampir berbisik.

"Gatau. Mending lo keluar dari kamar gue,kalo lo mau gue maafin."

Akhirnya gue pasrah. Gue udah tau pasti gue diusir.

Amoura ngedorong-dorong badan gue sampe gue udah keluar dari kamarnya dia. Dan dia ngebanting pintu kamarnya,tepat di depan muka gue.

Tbc.

Chapter ini......garing. Garing segaring garingnya lawakan garing. Oke,gue garing. Ah bodoamat pokoknya chapter ini garing. Maafin kalo jelek banget.

BTW,THANKSSS BANGEETT UNTUK 1K VOTESNYAAAA!!gils,gue seneng bgt sumpah.

Bye!

xx Andien

AmouraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang