15

12.8K 942 46
                                    

Amoura POV

Gue terduduk di kursi kelas. Setelah Varo ninggalin gue di ruang musik sendirian,gue keluar dari ruang musik dengan tatapan kosong.

"Mouraaa," panggil seseorang dari arah pintu kelas. Gue tau itu Dimas jadi gue diem aja.

"HOY!" Gebrakan meja diiringin sama teriakan Dimas bikin gue loncat dari kursi. Gue ngelirik Dimas sinis,"kalo di panggil tuh nyaut," Kata Dimas.

"Suka-suka gue kek," Jawab gue nyolot. "Yee dibilangin juga," Kata Dimas.

Gue gak nyaut,akhirnya gue kembali ngelamun. Dimas,yang selalu peka sama kelakuan gue tapi gapernah peka sama apa yang gue rasain ke dia,sadar kalo ada yang salah sama gue.

"Lo kenapa deh?" Tanya Dimas. Gue gak nyaut,tetep diem.

"Dia......gak salah,takdir yang salah." Gue ngelantur.

"Helloo? Apa ada Amoura? Gue mau ngomong sama dia..." Kata Dimas sambil ngelambaiin tangannya di depan muka gue.

"Eh? iya? lo ngomong apa?" Tanya gue saat udah sadar.

Dimas menghela nafas, "ikut gue." kata Dimas sambil narik tangan gue.

"Kemana?" Tanya gue.

"Ke taman belakang sekolah," Jawab Dimas. Gue mengernyitkan dahi,ngapain dia ngajakin gue ke taman belakang? 5 menit lagi kan masuk.

Pas sampe di taman belakang,Dimas minta ceritain gue kenapa. Emang pada dasarnya gue gabisa kalo nggak cerita ke Dimas,jadi mau gak mau harus cerita.

"Tadi istirahat kedua,gue ke ruang musik karena permintaannya Varo tadi pagi. Terus dia nyanyiin gue lagu,katanya itu isi hatinya dia. Selesai nyanyi,dia meluk gue lama terus bilang 'apa gue salah kalo gue bilang lo yang ada di hati gue?' menurut lo gimana? Cerita gue.

"Gak salah dong," Jawab Dimas enteng. "Tapi,gue sama dia bakalan jadi saudara tiri." Lanjut gue.

"Berarti salah," Kata Dimas santai. "Dia suka sama gue udah dari kelas 10." Kata gue lagi.

"Eh? Berarti salah dong...tapi kan,aduh gak salah berarti Mour. Eh bentar,salah deng tap-" Perkataan Dimas gue potong dengan jitakan gue.

"Jangan labil," Kata gue dingin.

"Oke. Menurut gue sih gak salah,soalnya dia kan gatau kalo lo sama dia bakalan jadi saudara tiri. Jadi ya gak salah sama sekali. Yang jadi pertanyaannya," Gue diem nunggu kelanjutan kalimat Dimas. "Lo suka sama dia gak?" Lanjut Dimas.

Dimas bego. Dimas tolol. Dimas bodoh. Setan emang. Terserah bodo bodoamat gue jadi ngomong kasar gini gara-gara kebegoannya Dimas bodo. Suka sama Varo my ass.

Dengan kesel,gue yang tadinya berdiri disampingnya,pindah ke depan Dimas dan narik rambutnya dia. Karena dia udah teriak kesakitan,akhirnya gue lepasin.

"Lo bego atau tolol? Gue sukanya sama lo. Lo kan tau kemaren!" Gue lari ke kelas ninggalin Dimas disitu dengan perasaan kesel. Gila,itu manusia atau bukan? Gak peka amat.

Pas udah deket sama pintu kelas,gue denger kelas berisik. Gue mengernyitkan dahi lagi,sekarang kan pelajarannya Bu Anni,guru sejarah yang sangar kayak macan baru bangun tidur.

Gue buka pintu kelas dan seketika suasana kelas jadi hening. "Kok diem?" Tanya gue heran.

"Kita kira lo Bu Anni,ternyata bukan." Celetuk salah satu temen sekelas gue yang gue gatau namanya. Hebat kan?

"Jadi Bu Anni belom dateng? Asik banget gila!" Kata gue lumayan kenceng saking senengnya. Seketika kelas natap gue dengan pandangan horror. Kenapa lagi?

AmouraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang