Six

27.8K 2.5K 99
                                    

Belum revisi.
Masih lo-gue. So kalo takut bingung, mending baca kalo udah aku revisi aja.

Pemuda bertubuh jangkung itu menekan pelipisnya pening. Apa lagi ini? Apalagi yang dilakukan Rose kali ini? Gadis dengan gaun tidur satin putihnya tengah mengacak-acak dapur yang ada di dalam mansion nya.

Entah apa yang dicari oleh gadis berkulit putih itu, padahal banyak pelayan yang menawari untuk membantu. Tetapi dengan tegas bahkan mungkin keras kepala, Rose menolaknya.

"Apa yang kamu cari?" pertanyaan penuh penekanan terlontar dari mulut Rush.
Dan lagi. Rush mendapat jawaban yang sama. Dia diacuhkan. Diacuhkan lagi dan itu membuatnya geram nyaris memukul meja yang ada di hadapannya.

Benar-benar gadis yang menyebalkan. Dan Rush bersumpah, jika bukan karena kedua orang tuanya bersahabat dengan orang tua Rose dia tidak akan sudi berhadapan dengan gadis itu.

"Rush dimana kamu meletakkan nya?" Tanya Rose.

Rush mengerutkan dahinya, meletakkan apa?

"Rush dimana? Rose butuh itu sekarang" kata Rose kesal. Mata teduhnya menatap tajam pemuda yang terduduk manis di kursi.

"Rose." desis Rush pelan.

"Rush." balas Rose dengan mendesis juga.

Kesabarannya benar-benar diuji. Gadis itu pantas mendapat nominasi manusia paling menyebalkan.

"Apa yang kau cari?" tanya Rush ketika ia telah beranjak berdiri dan menghampiri Rose.

Berhenti tepat didepan gadis itu dan menatap Rose tajam. Jaraknya yang hanya beberapa inci sontak membuat Rose melangkah mundur tetapi tertahan oleh tangan yang memeluk pinggangnya.

"Rush jangan dekat-dekat," kata Rose canggung. Dia tidak pernah sedekat ini dengan seorang pria selain ayahnya.

"Kenapa? Takut?" tanya Rush semakin mempersempit jarak antar keduanya.

"Eng... Enggak,"

"Kalau gak takut kenapa gak tatap mataku,"

"Gak! Rose gak mau tatap kamu."

"Kenapa? Takut jatuh cinta,"

Pipi Rose memanas dan dia yakin bahwa pipinya sekarang pasti memerah.

"Pipi mu memerah," kata Rush pelan dan menyentuh pipi gadis di pelukannya dengan lembut.

"Ap... apa? Gak kok pipi Rose gak merah"

"Tapi yang memang terlihat pipi mu merah,"

"Hmm...dimana itu?" tanya Rose mengalihkan perhatian Rush.

"Itu?"

"Iya itu. Dimana?"

"Itu apa yang kau maksud, bicara yang jelas biar aku minta pelayan buat cari," Rush mulai kesal dengan Rose yang tiba-tiba ambigu.

"Gak perlu minta pelayan, kamu aja yang bantu Rose cari."

"Oke...oke... gue yang bantu cari. Apa?"

"Itu Rush,"

"Apa Rose?"

"Celana dalam," kata Rose pelan dan tidak terdengar membuat Rush mengerutkan dahinya.

"Apa?" tanya Rush memastikan.

"Celana dalam Rush." kata Rose lebih keras.

"Apa?!"

What the fuck!

Apa-apaan gadis ini!

***

"Apalagi sekarang," gumam Rush sembari mengacak rambutnya gemas, kala Rose tidak keluar dari kamar mandi lebih dari tiga puluh menit.

RushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang