Ruang makan di mansion Alterio begitu tenang, hanya suara sendok beradu dengan piring yang terdengar. Rose tidak berani membuka suara karena dia tahu ayahnya, Kenzo tidak menyukai keributan di meja makan.
"Rose," suara berat Kenzo memecah keheningan.
Rose mengangkat kepalanya melihat ayahnya yang telah menelan suapan terakhir di piringnya. Pria itu menatap Rose tajam sedangkan yang ditatap melanjutkan makannya. Rose terkesan tidak mengacuhkan ayahnya yang menatap tajam, dia masih kesal. Kenapa Kenzo memukul Rush yang sebenarnya tidak bersalah.
"Rose!" Kenzo meninggikan suaranya karena Rose yang tidak menggubris sama sekali. Angel yang duduk di sebelahnya menahan nafas karena suara Kenzo yang biasanya tenang naik beberapa oktaf.
"Iya pa, Rose dengar." ucap Rose ketus. Remaja itu mendongak membalas tatapan tajam ayahnya.
"Rose," Angel menegur putri kecilnya dengan suara lembut keibuan.
Rose melihat ibunya yang menatapnya lembut, tatapan yang menular padanya. Rose melembutkan tatapannya dan melihat Kenzo.
"Rose minta maaf," ucap Rose lembut kepada ayahnya.
"Papa dan Mama akan pergi ke Manchester," kata Kenzo langsung pada intinya. Pria itu tetap sama, tidak suka berbelit belit.
Mata bulat Rose berbinar penuh harapan saat menatap Kenzo dan Angel bergantian. Remaja perempuan itu tidak bisa mencegah perasaan gembira yang muncul di hatinya. Setelah enam bulan sejak kunjungan terakhirnya ke Inggris, dia bisa kembali ke sana. Bertemu kakak laki-lakinya adalah hal membahagiakan, meskipun dingin tak tersentuh Erick tetaplah menjadi kakak terbaik baginya.
"Rose ikut,"
"Tidak Rose, kamu tetap harus di rumah. Jika kamu ikut, bagaimana sekolahmu?" Angel membuka suara lembutnya.
"Rose bisa izin." ucap Rose menatap Angel lugu.
"Tapi Rose kamu tidak bisa ikut," ucap Angel berusaha membuat Rose mengerti.
"Kenapa?" pertanyaan Rose dijawab keheningan oleh orang tuanya. Rose mendengus dengan mata yang tiba-tiba terasa panas dan penglihatannya mengabur.
"Rose tetap mau ikut!" kata Rose nyaris berteriak kemudian berlari menaiki anak tangga mengabaikan teriakan Kenzo yang terdengar marah.
Rose bahkan tidak peduli jika dia masih memakai seragam sekolahnya. Semangatnya untuk pergi ke sekolah hilang, dan sekarang. Yang ada di pikirannya adalah bagaimana caranya agar dia bisa pergi ke Manchester dengan orang tuanya.
******
Tok Tok
"Rose mama boleh masuk?"
Rose menggulung badannya dengan selimut tebal saat mendengar ketukan pintu disertai suara lembut Angel. Dia tengah menjalankan aksinya, suhu tubuhnya bahkan mendukung. Dahinya terasa panas dan talapak kakinya sedingin es.
Sementara Angel yang ada di luar kamar mengeryit cemas saat tidak mendengar jawaban Rose. Wanita yang masih cantik di usianya itu membuka pintu kamar dan melihat kamar yang gelap. Angel menekan sakelar dan seketika ruang kamar menjadi terang, wanita itu menahan nafas saat melihat putrinya bergelung di atas ranjang.
"Rose," panggilnya pelan.
Tangan lembutnya menggoyangkan tubuh Rose pelan, hanya erangan pelan yang Angel dapat. Telapak tangannya berpindah menyentuh dahi Rose. Panas. Apa karena Rose melewatkan makan siang dan makan malamnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rush
Teen Fiction[Break] Back in June Pernahkah kalian mendengar istilah "girl-sitter" sebelumnya? Jika biasanya kalian mendengar istilah babysitter, dengan seorang anak kecil atau bayi yang menjadi anak asuhnya, maka kali ini muncul istilah "girl-sitter". Yup, kali...