Nine

21.1K 1.7K 51
                                    

Update cepet ini😂

Rose menahan langkahnya saat Rush menariknya kasar memasuki salah satu gedung apartemen di pusat kota. Cewek itu menarik lengannya yang di cengkeram oleh Rush kemudian menggigit tangan cowok itu, hingga Rush mengumpat dan melepaskan cengkeramannya.

Rose melepaskan diri dan berlari menjauh sebelum seseorang membawa dia ke dekapan erat yang membuat Rose memberontak. Rush menyeringai dan tersenyum ramah pada orang-orang yang menatap penasaran.

"Maafkan tunangan saya, kami hanya berbeda pendapat." ucap Rush yang di angguki orang yang menatapnya.

"Lain kali jangan pelukan di basement." nasihat orang itu sebelum menjauh.

"Lepasin." teriak Rose dari dada Rush yang masih memeluk pinggangnya erat.

"Enggak sebelum janji." bisik Rush di telinga Rose sembari meniup pelan telinga cewek itu yang langsung bergidik.

"Janji apa?" tanya Rose berusaha mendongak tetapi Rush tidak membiarkan. Cowok itu menekan kepala belakang Rose makin merapat ke dadanya.

"Tidak meninggalkan aku apapun yang terjadi."

Rose langsung menganggukkan kepala, lagi pula dia akan pergi kemana? Dia bahkan tidak pernah berpergian sendiri. Tetapi sepertinya bukan itu yang ada di pikiran Rush, mungkin perkataannya ambigu sehingga Rose tidak mengerti dan dia tidak peduli. Setidaknya Rose berjanji tidak akan meninggalkannya itu sudah cukup.

Rush menarik Rose dengan cara menggandeng tangannya lembut. Karena kelembutan Rush, cewek itu tidak lagi memberontak. Mendadak Rose menjadi anak manis penurut.

"Ingat nomor apartemen ini," ucap Rush setelah mereka memasuki apartemen milik pemuda tampan itu.

Apartemen itu termasuk rapi untuk ukuran tempat tinggal laki-laki. Sangat rapi dengan berbagai miniatur mobil, mulai dari mobil yang terlihat antik sampai miniatur mobil yang di rencanakan akan keluar minggu depan. Entah bagaimana cara Rush mendapatkannya.

"Aku akan mandi, lakukan apapun yang Rose suka. Tapi jangan bakar apartemen ini." ucap Rush kemudian menghilang di balik pintu.

"Aku lapar." teriak Rose mengusap perut ratanya.

" Delivery," balas Rush berteriak.

Rose sibuk mengetik di ponselnya sebelum teringat sesuatu. Sebulan lalu, saat Kenzo dan Angel tengah pergi untuk urusan bisnis dia memesan sekotak besar pizza saat berada di apartemen temannya. Dan Kenzo tau, bahkan pria yang menjadi ayahnya itu juga mengetahui siapa saja yang Rose hubungi. Dan sekarang Rose takut Kenzo akan tahu dia membolos jika Rose menggunakan ponselnya.

Rose bangkit dari sofa, kemudian berjalan semakin masuk ke apartemen. Langkahnya berhenti tepat ketika dia melihat dapur mewah yang rapi lengkap dengan berbagai jenis alat memasak. Apa Rush bisa masak?

Rose membuka pintu lemari es dan mengeluarkan bahan-bahan makanan.

***

Rush keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit rendah pinggangnya dan handuk kecil yang dia gosok asal pada rambutnya. Cowok itu menggunakan celana pendek selutut kemudian keluar dari kamar, berniat melihat bentuk aoartemennya setelah dia meninggalkan cewek ceroboh di dalamnya.

"Shh.." suara desisan pelan terdengar di telinga Rush.

Cowok itu mengikuti dari mana asal suara itu dan menemukan Rose yang meringis. Cewek itu menggenggam erat telunjuk kirinya, tetapi hal itu tidak bisa menyembunyikan cairan merah yang sedikit merembes di sela jari lentiknya. Rush memutar bola matanya jengah, apa lagi yang dilakukan Rose?

RushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang