Twenty Two

7.1K 705 32
                                    

"Halo Rush,"

Rose berteriak antusias saat wajah datar Rush muncul di layar ponsel Angel. Saking takutnya Rush meninggalkannya, Rose sampai tidak bisa berpikir jika dia masih bisa melihat wajah Rush. Kecanggihan teknologi memudahkan Rose untuk melihat Rush.

"Rush, kamu gapapa?" tanya Rose saat Rush tidak merespon sapaannya.

Wajah pemuda itu masih datar, dengan kernyitan di dahinya.

"Rush, kamu lagi apa?" tanya Rose melihat Rush yang rebahan di ranjang besarnya.

"Bernapas," jawab Rush datar kemudian merubah posisinya.

Rose membelalakkan matanya saat melihat tubuh atas Rush yang telanjang. Cepat-cepat Rose menoleh pada Angel yang memalingkan wajah kemudian gadis itu mendorong tubuh Angel agar meninggalkan nya. Tiba-tiba Rose tidak ingin berbagi dengan ibunya.

"Mama sana ih. Rose mau ngomong pribadi sama Rush," ucap Rose sambil mendorong Angel ke arah pintu kamarnya.

"Jangan ngobrol aneh-aneh," pesan Angel sebelum keluar dari kamar Rose.

"Apasih maa," Rose mengerucutkan bibirnya sebal.

Rose kembali ke atas ranjangnya, melompat antusias sebelum meraih ponsel mamanya yang masih menampilkan wajah Rush. Gadis itu bahkan tidak sadar jika dressnya tersikap sampai setengah paha.

"Rush jadi gimana?"

"Apa?" tanya Rush yang tidak mengerti pertanyaan Rose.

"Itu, kamu sekarang ada dimana? Kenapa mendadak pergi?"

Rose merubah posisinya menjadi tengkurap di atas ranjang. Matanya masih melihat Rush yang tengah menelan ludahnya. Jakun pemuda itu bahkan terlihat bergerak beberapa kali.

"Rush!" panggil Rose dengan suara melengkingnya.

"Apa?" tanya Rush setelah berdehem untuk meredakan suaranya yang mendadak serak.

"Ih, kamu nyebelin. Kamu sekarang ada di mana?"

"Rumah,"

"Kamu pulang? Kamu gak ke sini?" tanya Rose tidak rela.

"Hmm,"

Rose mengerucutkan bibirnya, dengan bola mata yang berputar. "Kamu tau, kak Erick marah sama kamu,"

Rose tersenyum saat melihat dahi Rush yang berkerut. Rush terlihat semakin tampan saat berpikir.

"Kamu bawa mobil kak Erick gak izin," ucapan Rose membuat Rush mengumpat kesal di seberang.

******

"Rush,"

Rush yang tengah berbaring mengangkat sedikit kepalanya untuk melihat Sasha yang membuka pintu kamarnya. Bisa Rush lihat ibunya yang tersenyum jahil di ambang pintu. Pemuda itu memutar bola matanya, apalagi yang akan Salsa lakukan?

"Ada yang mau ketemu kamu nih," kata Sasha setelah masuk ke kamar putranya.

"Siapa?" tanya Rush tidak tertarik. Bayangan gadis manis masih membayangi pikirannya.

"Kamu mau..."

"Ma!"

Rush menyela keras, dia sedang tidak ingin bercanda dan ibunya seharusnya tahu itu.

"Iya...iya...kamu sensi, udah kayak perempuan." gerutu Sasha kemudian memberikan ponselnya pada Rush yang masih ogah-ogahan.

"Jangan aneh-aneh," pesan Sasha sebelum mengacak rambut Rush yang sudah berantakan dan berlari keluar sambil terkekeh.

RushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang