Rose tersenyum lebar saat kaki telanjang nya menyentuh rumput yang berembun. Rasa dingin menusuk kulitnya. Udara masih sangat dingin saat dia terbangun sebelum subuh. Langit masih gelap saat dia mengendap keluar dari mansionnya.
Melewati lorong yang sepi, sedikit menakutkan tapi Rose menyukai nya. Tidak setiap hari dia bisa terbangun seperti ini. Meskipun dipikirannya merasa ada yang janggal. Saat berjalan mengendap melewati kamar kakaknya, dia mendengar sesuatu. Seperti suara rintihan. Apa di mansion ini ada hantu? Hantu yang ingin meminta bantuan?
Tapi sayangnya Rose sedang tidak ingin membantu siapapun.
"Sedang apa kamu di sini?" Suara serak khas bangun tidur menyentak Rose. Gadis itu memincingkan matanya tidak peduli.
"Hm." jawab Rose dengan kaki yang menginjak rumput berembun.
Berkali-kali dia melompat saat merasakan euforia menyenangkan menginjak rumput.
"Tidak seharusnya keluar dengan pakaian seperti itu,"
"Ini menyenangkan." ucap Rose kemudian merentangkan tangannya. Berputar-putar merasakan udara dingin yang menembus tulang.
"Dengarkan aku,"
Rose mengerucutkan bibirnya saat tubuhnya tersentak. Menabrak dada bidang seseorang yang mendekapnya erat. Tangan Rose yang membentuk kepalan memukul keras dada bidang itu.
Rush mengumpat ketika pukulan Rose ternyata mampu membuat nya kesakitan. Pemuda itu menangkap kedua lengan putih Rose kemudian mencengkeramnya dengan tangannya yang lain memeluk pinggang gadis itu erat.
"Lepaskan," ucap Rose dengan mata yang melotot pada Rush.
Seolah dia bisa menakuti pemuda seperti Rush dengan pelototan matanya yang terlihat lucu. Tubuhnya berontak. Bergerak tidak tentu arah, berusaha melepaskan diri dari pelukan erat Rush.
"Jangan bergerak," gumam Rush di telinga gadisnya.
Pemuda itu mendesis saat merasakan sesuatu yang tidak diinginkan. Tuntutan untuk melampiaskan sesuatu. Dia dan hormon sialan pria. Setiap pagi selalu sensitif membuatnya kadang tersiksa sendiri.
Dan sayangnya Rose sedang tidak ingin membantu. Gadis itu tetap bergerak liar berusaha melepaskan diri.
"Rose," desis Rush kali ini dengan lebih tajam.
"Apa?" tanya Rose mengangkat kepalanya dan menatap Rush tanpa rasa bersalah.
"Jangan bergerak," ucap Rush memperingatkan.
"Kenapa?"
Rose tersenyum lebar saat otak kekanakannya muncul. Prinsipnya. Jika orang melarang maka akan dia lakukan sedangkan jika orang menyuruhnya maka tidak akan pernah dia lakukan. Dan sekarang prinsip itu kembali muncul setelah sekian lama terpendam.
Rose malah bergerak semakin liar dengan tangan yang mendorong dada Rush untuk menjauh saat tangan pemuda itu melepaskan cengkeraman nya.
"Ah apa itu?" tanya Rose terkejut saat merasakan sesuatu yang menusuk perutnya.
"Jangan bilang aku tidak memperingatkan mu!"
Rush mencengkeram pinggang Rose semakin erat sebelum membawa tubuh mungil itu kembali masuk ke dalam mansion.
Dia butuh menenangkan diri.
Menaiki anak tangga dengan hentakan cepat kemudian menyusuri lorong yang masih gelap. Rush mengerutkan dahinya saat Rose yang menghentikan langkahnya. Pemuda itu menoleh seraya memiringkan kepalanya ke kanan. Menatap Rose penuh perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rush
Teen Fiction[Break] Back in June Pernahkah kalian mendengar istilah "girl-sitter" sebelumnya? Jika biasanya kalian mendengar istilah babysitter, dengan seorang anak kecil atau bayi yang menjadi anak asuhnya, maka kali ini muncul istilah "girl-sitter". Yup, kali...