***
Rose menghempaskan tangan yang sebelumnya menarik paksa lengan cowok yang menjadi pusat perhatian banyak pasang mata. Sedangkan Rush hanya menarik alisnya ke atas dan menatap aneh pada cewek manja yang menghempaskan lengannya kasar.
"Udah ah, sana kamu pergi. Papa juga udah pergi" Usir Rose kemudian membalikkan tubuhnya cuek.
Rush menarik lengan cewek itu sedikit keras tetapi entah kenapa Rose yang tidak siap atau bagaimana malah terhempas ke dadanya. Dan hal itu ia gunakan untuk membelit tubuh mungil itu pada kungkungan tubuh kerasnya.
"Ish jangan peluk peluk. Kamh bau tau." teriak Rose yang semakin menarik perhatian berpasang-pasang mata di seantero sekolah.
Tatapan mereka bermacam-macam, ada yang menatap sendu, sinis, tidak perduli dan ada yang menatap sambil tersenyum.
"Salah mu sendiri goda cheetah yang lagi tidur, kamu tau jika cheetah akan terus ngejar mangsa yang ganggu dia," bisik Rush dengan suara serak di daun telinga Rose.
Bulu kuduk Rose meremang dengan tubuh menegang kaku. Kepalanya mendongak perlahan dan menemukan mata bening cowok itu menatap tajam. Spontan Rose menelan ludah yang terasa seperti bongkahan batu.
"Rush!"
Suara nyaring di belakang Rose membuat sepasang anak manusia itu menoleh. Disana, ada seorang cewek dengan rambut ombre yang tergerai menutupi punggung berlari menghampiri mereka. Tidak. Bukan mereka, Rush lebih tepatnya.
Dengan kasar cewek cantik itu melepaskan pelukan Rush pada Rose dan memeluk erat cowok maskulin yang sama sekali tidak membalas pelukannya.
"Kamu kenapa masih di sini?" tanya cewek itu dengan suara manjanya.
Rose mengerutkan dahi saat melihat interaksi tidak biasa antara dua orang di depannya. Merasa janggal saat Rush mengacuhkan perempuan blesteran cantik yang bergelayut manja pada lengan kokohnya.
Mengacuhkan sejoli yang tengah memadu kasih, Rose memutuskan untuk masuk ke kelasnya setelah mengambil jadwalnya di ruang tata usaha.
Kelas Matematika.
Membosankan, itu yang ada di pikirannya saat membaca kertas kecil di tangannya. Matematika, dan itu artinya dia harus memecahkan masalah antara x dan y yang tidak ada solusinya.
"Hai, anak baru ya?" sapa seorang cowok dengan perawakan jangkung yang memiliki mata hijau meneduhkan.
Rose menatap cowok itu dengan terpesona, matanya tak bisa lepas dari wajah tampan itu. Dengan alis mata tebal, pupil mata sewarna hijau lautan, hidung, dan jangan lupakan bibir tebalnya yang seksi. Bahkan Rose tidak pernah menemukan cowok setampan ini dimana pun, sebelum bertemu dengan Rush tentunya.
"Hai!"
Bahkan cowok itu harus meninggikan suaranya untuk menyedarkan Rose.
"Eh...Iya,"
"Kelas Matematika kan?"
"Heum" gumam Rose sambil mengangguk.
"Ryan," Cowok itu mengulurkan tangannya yang terasa begitu halus saat bersentuhan dengan Rose. Berbeda saat Rose menyentuh telapak tangan Rush, telapak tangan cowok itu terasa sedikit kasar tetapi nyaman untuk di genggam.
***
"Hasilnya nol?" tanya Rose tidak percaya.
Matanya menatap berlembar-lembar kertas yang berjemur dengan manja di atas meja. Kemudian menempelkan pipi kirinya pada meja dan memejamkan mata lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rush
Teen Fiction[Break] Back in June Pernahkah kalian mendengar istilah "girl-sitter" sebelumnya? Jika biasanya kalian mendengar istilah babysitter, dengan seorang anak kecil atau bayi yang menjadi anak asuhnya, maka kali ini muncul istilah "girl-sitter". Yup, kali...