Suara air yang menghantam lantai kamar mandi memenuhi seantero ruangan. Tetesan air menghujani tubuh Rush yang telanjang. Jatuh dari shower kemudian menuruni bahu telanjang pemuda itu, jatuh ke dadanya yang bidang kemudian bergabung dengan tetesan air lainnya menghilang.
Kembali lagi Rush harus menyelesaikan urusannya sendiri. Melakukan hal yang akan ia rutuk nantinya.
Mematikan shower, Rush keluar dari bilik kaca kamar mandinya. Meraih handuk yang ia lingkarkan di sekeliling pinggangnya dengan handuk kecil lainnya mengeringkan rambut.
Drrtt
Pemuda itu menoleh ketika mendengar ponselnya yang bergetar di atas nakas. Rush menempelkan ponsel ke telinganya setelah menekan tanda hijau sembari menggosok rambutnya.
"Ya." jawab Rush cepat.
"Rush," panggil seseorang dibalik telepon.
Rush mengerutkan dahinya mendengar suara ibunya yang terdengar bergetar. Tidak seperti biasa. Sasha selalu menelepon nya dengan ceria. Dan penuh semangat.
"Mama kenapa?" tanya Rush gusar.
Dia tidak bisa membayangkan Sasha yang tengah menangis di ruang keluarga. Sama seperti beberapa tahun lalu. Saat dia masih menginjak Senior High School, dengan ego kekanakannya Rush menjadi panglima perang sekolahnya. Berada di barisan terdepan saat menyerang sekolah lain.
Membuatnya terluka di beberapa bagian hingga dia harus dirawat di rumah sakit selama beberapa minggu. Sebenarnya beberapa hari sudah cukup untuk pengobatan nya, tapi memang dasarnya Samudra yang ingin menghukum nya. Dikurung di rumah sakit yang beraroma obat-obatan menyengat lebih mengerikan daripada lukanya saat itu.
Rush mendengus saat mengingat peristiwa yang memalukan tapi membuat rasa bersalah kepada ibunya.
"Rush, bisa pulang sekarang. Mama ingin bicara."
Rush membulatkan matanya. Pulang sekarang? Ke mansionnya. Yang jelas sangat jauh dari tempatnya saat ini. Manchester dan Sasha sekarang berada di Inggris. Dan setidaknya membutuhkan waktu sekitar dua setengah jam untuk sampai ke Inggris dengan mengendarai mobil. Jarak dari Manchester ke Inggris cukup jauh. Sekitar 121 mil.
Tapi Rush tidak mempedulikan hal itu. Baginya sekarang yang terpenting adalah pulang untuk bertemu ibunya.
"Rush pulang sekarang." ucap Rush kemudian memutuskan sambungan telepon.Pemuda itu melempar ponselnya ke atas ranjang sebelum melesat untuk mengenakan pakaian nya.
"Rush,"
Rose yang berdiri di ambang pintu sontak menutup matanya. Rush tengah menarik resleting celananya ketika Rose membuka pintu. Gadis itu merasa jika pipinya memanas saat tidak sengaja melihat bagian rahasia itu. Astaga. Matanya tidak suci lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rush
Teen Fiction[Break] Back in June Pernahkah kalian mendengar istilah "girl-sitter" sebelumnya? Jika biasanya kalian mendengar istilah babysitter, dengan seorang anak kecil atau bayi yang menjadi anak asuhnya, maka kali ini muncul istilah "girl-sitter". Yup, kali...