Twenty one

11.6K 1K 123
                                    

Ini masih bulan Juni jadi aku gak telat. Aku bukan penulis jadi gak tau ini makin masuk atau makin keluar 🌚

Rush menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Menjadikan kedua lengannya sebagai bantal. Matanya yang menyorot tajam menutup. Hela napas keluar dari mulutnya.

Pikirannya kembali ke beberapa waktu lalu.

Rush menghentikan mobilnya serampangan di depan mansion keluarga nya. Berkendara selama tiga jam menguras energinya. Dengan pikiran yang kalut setelah mendengar suara ibunya, dia hampir menabrak pembatas jalan.

"Ma!" teriak Rush sembari memasuki mansionnya.

Pemuda itu mengedarkan pandangannya, mencari Sasha yang dia ketahui tidak baik-baik saja. Rush memasuki ruang makan. Dan di sana dia melihat jika sang ibu dalam keadaan baik. Sangat baik karena Sasha terlihat sedang menata makanan di atas meja makan.

"Hay Rush!" sapa Sasha ceria.

Wanita itu memberikan pelukan kasih sayang kepada anaknya yang masih membeku. Senyum manis setia menghiasi wajah Sasha saat memperhatikan penampilan Rush yang sedikit berantakan.

"Ma," desis Rush tidak senang.

Pemuda itu merasa Sasha mempermainkan nya. Tidak tahukah wanita itu perjuangannya untuk sampai ke sini. Rush bahkan harus 'mencuri' mobil milik kakak Rose dan meninggalkan gadis itu tanpa pamit.

"Iya Rush, kenapa?" tanya Sasha seolah dia tidak melihat kemarahan anaknya.

Dia tahu tapi dia memiliki alasan untuk hal ini.

"Kenapa mama menelepon sambil menangis dan sekarang mama dalam keadaan baik. Sebenarnya mama kenapa?" tanya Rush yang melembutkan suaranya.

Rush tidak bisa marah kepada ibunya. Ibunya adalah satu-satunya yang bisa mengendalikan emosinya sebelum dia datang.

"Mama kangen kamu. Ayo kita makan. Papa sedang ada di luar kota."

Sasha menarik Rush agar duduk di tempatnya dan mengambilkan makanan kesukaan Rush. Kemudian memperhatikan Rush yang menyuap makanan nya malas.

"Kamu kenapa Rush?" tanya Sasha cemberut.

"Ma, mama tahu kan aku diperintah untuk menjaga anak om Kenzo. Aku meninggalkan Rose tanpa pamit ma. Dia pasti sedang menangis." ucap Rush setelah menelan makanannya.

"Mama tahu Rush. Tapi mama juga punya alasan."

Rush menghentikan kunyahannya dan melihat ibunya. Dahinya berkerut bingung.

"Alasan?"

Sasha menarik napasnya dalam sebelum kembali membuka mulutnya.

"Mia akan datang." ucapan Sasha kontan membuat Rush membeku.

"Rush kamu harus tahu. Mia datang bukan tanpa alasan. Gadis itu pasti merencanakan sesuatu."

Rush mengeraskan rahangnya saat memikirkan Mia.

Mia, gadis manis itu merupakan sepupu jauhnya. Sewaktu mereka kecil, mereka sering bermain bersama saat Rush berlibur ke Italia. Tetapi Mia mulai berubah saat mereka beranjak remaja.

Entah bagaimana gadis manis itu berubah terlalu banyak. Mia menjadi posesif padanya dan yang membuatnya semakin tidak nyaman adalah dia menemukan dvd dewasa di kamar gadis itu. Bahkan gadis itu berkali-kali berusaha menciumnya. Itu adalah hal terakhir yang bisa Rush terima. Karena setelah itu Rush menghindari bertemu Mia.

RushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang