Bagian 4

7.7K 120 10
                                    

Kuntarto mengumpulkan kawan-kawannya; Lukito, Bambang, Pambudi dan Ishom. Mereka berkumpul di ruang tamu rumah Kuntarto. Ada hal penting yang dibahas lima pemuda progresif itu. Kuntarto memaparkan maslah masa depan "Tarian Dari Surga" yang sudah berjalan hampir lima tahun. Tarian Dari Surga telah memberikan dampak kemajuan ekonomi dan bisnis yang luar biasa di Desa Sindang Sari. Tapi semakin menuanya Markenes membuat lima pemuda progresif itu gusar.

"Kawan-kawan bagaaimana menurut kalian terhadap persoalan ini, bisnis kita harus berkelanjutan," papar Kuntarto.

"Bagaimana kalau kita mulai mencari pengganti Markenes," usul Pambudi.

"Iya setuju," sela Bambang

"Tapi apa ada yang mau menjadi penari erotis di tempat terbuka seperti Markenes. Markenes pun tidak akan mau kalau dia waras," terang Kuntarto.

"Maksudmu kita harus mencari orang gila yang lebih muda dan bohai  seperti Markenes?" sergah Ishom.

"Bukan begitu juga maksudku. Tidak harus gila, tapi mau menari erotis di tempat terbuka seperti Markenes."

"Loh di desa kita sekarang banyak lonte, dengan imbalan uang yang melimpah, siapa yang tidak mau, Kun?" kata Lukito.

"Benar adanya, tapi apa ada yang memiliki kemaluan seindah kemaluan Markenes? Apa ada yang memiliki bokong indah seindah bokong Markenes? Apa ada yang memiliki susu indah seperti tetek Markenes?" tanya Kuntarto gusar.

"Lalu bagimana kelantujuan Tarian Dari Surga?" tanya Bambang bingung.

"Nah, justru itu aku mengundang kalian berkumpul di sini, membahas masalah ini. Apakah kita harus mulai memikirkan bisnis lain, tapi jika kita banting stir bagaimana stake holder ? Yang sudah sangat bergantung hidup dari bisnis kita"

Mereka semua sesaat terdiam. Kepala mereka tertunduk, mereka sedang berpikir keras. Dari luar rumah dentum suara musik dari tempat-tempat hiburan malam mengkudeta keheningan ruang tamu itu. Kuntarto meraih cangkir warna putih berisi Kopi Arabika Aceh Gayo. Hirupannya sangat dalam. Suaranya mengambil alih dominasi suara musik dari tempat-tempat hiburan malam di sekitar rumah mewah milik Kuntarto itu.

Rumah Kuntarto berdiri megah di sekitar tempat hiburan malam. Dulu tempat itu adalah pesawahan warga. Rumah bergaya arsitektur eropa itu mengindikasikan kesuksesan pemiliknya. Halaman rumahnya adalah taman yang indah. Ditumbuhi berbagai tanaman bunga dan perdu yang tidak lazim di Desa Sindang Sari. Tanaman-tanaman itu didatangkan dari luar daerah. Jika malam seperti ini lampu taman menjadi penyempurna keindahan rumah mewah itu. Di garasi berjajar mobil-mobil mewah buatan Eropa dan Jepang.

Pembahasan mereka malam itu tidak membuahkan hasil yang memuaskan, mereka masih gusar dengan kelanjutan bisnis mereka. Bisnis kemolekan Markenes. Tidak dipungkiri bisnis itu membuat kelimanya sangat sejahtera. Semua memiliki rumah mewah dan kendaraan mewah. Mereka pun memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap kemajuan desanya. Masyarakat yang mau terlibat dalam bisnis itu semua sejahtera, bahkan yang tidak terlibatpun mendapat manfaat ekonomi dan kesejahteraan. Semua sangat bergantung pada kemolekan dan ketidakwarasan Markenes.

Women On TopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang