Bagian 8

4.9K 99 45
                                    

Samingun cepat-cepat menunduk pasrah, ayam sayurlah dia. Sementara Mardubus terus merapal mantranya, menbubuhi anglonya dengan kemenyan yang lebih banyak. Mardubus dan Samingun terbatuk-batuk dibekap asap kemenyan itu.

"Uhuk uhuk uhuk! Uhuk uhuk uhuk!" Pejuh! Lama sekali iblis itu ngentot!"

"Mungkin memeknya legit, Mbah!"

"Cangkemu! Haram! Dosa!"

"Hahahahaha.... apa, Mbah?" tanya Samingun.

Plak! Mardubus menampar mulut Samingun karena pertanyaannya. Laki-laki penjudi dan centeng di Griya Baitul Nikmat itu terjengkang. Kakinya mengais-ngais langit. Dukun Mardubus terbahak-bahak melihat Samingun terjengkang oleh tamparan kerasnya.

"Maaf, Mbah..."

"Apa yang kau tertawakan, Ngun?"

"Itu, Mbah. Sampeyan kok masih ingat dosa dan haram."

"Asu kowe, Ngun! Lah kalau kemaluan yang belum resmi milik kita masa kita nikmati, walaupun tidak gratis."

"Inggih, Mbah."

Iblis Senior kembali datang ke hadapan Dukun Mardubus. Ia datang sambil memegangi kemaluannya, jalannya pun mengangkang. Nafasnya terengah-engah, nampak sekali kelelahan.

"Blis! Disuruh mengintip kerajaan langit malah ngentot, kau!"

"Maaf, Tuan Dukun. Ada barang baru jadi harus diuji organoleptik dulu."

"Apa itu?"

"Uji rasa, Tuan Dukun."

"Dasar iblis! Tidak ada sedikitpun kau merasa berdosa menggagahi perempuan bukan muhrimmu."

"Hahahaha.. bukankah manusia lebih parah, Tuan Dukun. Emaknya sendiri ditunggangi, anak kandungnya dirudapaksa, menantunya digoyang, dan ...."

"Sudah! Cepat kau berangkat ke kerajaan langit!"

Iblis senior segera men-start sepeda motor skuter matik pinjaman dari lonte Mijem. Ckrek... greng!   Sepeda motor sekuter metik itu meluncur ke kerajaan langit. Mulut Iblis Senior sampai berkibar-kibar karena kecepatan ultrasonik skuter matik itu. Sebuah bola api menyala-nyala keluar dari black hole menghardik skuter matik itu. Dummm! Suara ledakan mengguncang seisi jagad mayapada. Iblis senior terpental dari skuternya. Skuter itu berjalan sendiri pulang ke lokasi parkir Griya Baitul Nikmat. Iblis Senior melayang-layang sendiri di angkasa raya maha luas.

Iblis Senior terpincang-pincang sambil memegangi selangkangannya kembali ke rumah Dukun Mardubus.

"Kenapa kau pulang lagi, Blis! Mana skutermu?"

"Aku dihajar meteor kosmik, Tuan Dukun."

"Lalu skuter Mijem? Kalau hilang tak sanggaup kau menggantinya."

"Dia berjalan sendiri pulang ke tempat parkir Griya Baitul Nikmat, Tuan."

"Hahaha..."

Dukun Mardubus melempar cikrak ke hadapan Iblis Senior yang masih memegangi selangkangannya.

"Naik itu!"

"Cikrak, Tuan Dukun?"

"Ya, kau kira apa? Apolo? Tolol!"

Selangkangan Iblis Senior segera mengapit gagang cikrak dengan kuat. Sekali tiup cikrak itu terbang menuju kerjaan langit seperti Apolo12. Wuss! Kencang sekali, melebihi kecepatan bemo Bang Dul.

Dukun Mardubus kembali merapal mantra, komat-kamit seperti dubur itik selesai bertelur.

"Bagaimana, Mbah?"

"Bagaimana apanya, Ngun?"

"Siapa yang bakal menjadi penguasa atas negeri kita?"

"Mbahmu!"

"Mbahku?"

"Ya, Mbahmu!"

"Lah mbahku kan sudah modyar, Mbah."

"Hahaha..." suara Dukun Mardubus tertawa menggelegar, seantero jagad raya. 

Women On TopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang