Hari ini Lea datang ke rumah Alvin. Kali ini dengan perasaan gugup setengah mati. Padahal sebelumnya, Lea sudah pernah menginap di sini sebelumnya.
Tante Elvira, Mamahnya Alvin biasanya sering memberi kode terang-terangan pada Lea agar mau bersama putranya. Lea tak menyalahkan Tante Elvira, ini mungkin karena mereka selalu bersama sejak Lea lahir.
"Selamat datang, sayang!" Tante Elvira mengecup kedua pipi Lea. "Yuk, sini menantu kesayangan Mamah, masuk aja."
Lea hanya tertawa kikuk. Padahal biasanya dia akan masuk bagai rumahnya sendiri.
Tante Elvira tampak sangat bahagia, lebih bahagia dari biasanya.
Saat duduk di meja makan dan Tante Elvira membuka tudung saji, Lea disuguhi semua makanan kesukaannya.
"Yuk makan aja, nggak usah malu-malu."
Lea tertawa, "diginiin Tante aku malah malu-malu, lho," gurau Lea sambil mengambil nasi dari rice cooker. "Tante udah makan?"
"udah, baru aja," balasnya, masih mengukir senyuman.
"Ooh, Alvin-nya mana, Tante?"
Tante Elvira cemberut. "Nanti juga pulang... Oh ya, Lea. Panggil Mama aja, ya. Sudah dari dulu, lho, aku minta kamu panggil Mama aja."
Lea terkekeh. "Kan dulu belum pasti jadi, Tan--Ma, hehe"
Lea mulai memakan beberapa suap, sementara Tante Elvira asyik bercerita soal rencana fitting gaun, sewa gedung dan memilih WO yang tepat.
"aduh makannya lahap banget, pasti lapar banget, ya?" Tante Elvira senyum-senyum sendiri.
"Habisnya masakan tante--Mama enak, sih."
Tante Elvira menatap Lea dalam. "Mama seneng banget pas Alvin minta saran dari Mama. Awalnya sih, Mama kesal karena mikir dia bakal nikahin Devina."
Lea merasa tak dapat menelan makanannya tiba-tiba.
"Kapan sih, mereka putus? Kok mama nggak tau apa-apa, ya?"
Lea berdeham. "Alvin nggak ngasih tau?"
Tante Elvira menggeleng.
"uh, mereka putus karena... Devina yang minta... Seingatku begitu."
Lea bisa melihat Tante Elvira tersenyum, meski samar-samar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable Night
Roman d'amourKarena satu malam yang tak terlupakan, mereka bisa sejauh ini.