delapan

33K 480 10
                                    

Lea tak percaya kini dia berada di depan hotel tempat Devina bekerja. Mereka memang memutuskan untuk ketemuan setelah Lea memutuskan untuk mengangkat telepon darinya.

"Lea!" Devina, masih dengan seragam hotelnya, melambaikan tangan.

Devina bekerja sebagai resepsionis di sana, tak sulit bagi Lea untuk bertemu langsung dengan Devina.

Dengan tatapan tak bersahabat, Lea menatap Devina. "Lo mau apa?"

Senyuman Devina memudar, dia menunduk penuh penyesalan. "Gue mau minta maaf sama Alvin, tapi Alvin nggak pernah mau ngangkat telepon dari gue."

"kalau gue jadi Alvin, gue juga nggak bakal ngangkat telepon lo" balas Lea sarkastik.

"gue...gue mutusin Alvin bukan tanpa alasan! Mamahnya Alvin yang minta gue putusin dia."

Lea tersentak. Mungkinkah Mamahnya Alvin yang lembut itu yang memintanya? Tidak mungkin. Devina pasti berbohong

"gue kenal tante Elvina dengan baik, dia nggak mungkin ngomong gitu!"

Perdebatan tak terelakan. Takut mengganggu aktivitas pegawai hotel yang lain, Devina mengajak Lea ke cafe terdekat.

"kita omongin baik-baik. Gue benar-benar butuh bantuan lo. Gue... Harus ketemu Alvin."

"kenapa?"

"lo teman baiknya, Alvin pasti mau dengarin lo."

Lea menggeleng. "maksud gue, kenapa lo harus ketemuan sama Alvin? Kalian kan udah berakhir."

"gue... Menyesal."

Lea merasa serba salah.

Unforgettable NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang