Alvin meninggalkannya sendiri di kantornya, sedangkan Lea menunggu dengan bosan dari sofa yang tengah didudukinya.
Diperhatikannya bingkai foto yang menggantung. Ada Alvin yang menggunakan tuxedo dan tampak gagah. Ada pula foto mereka berdua di sana.
Lea meringis dalam hati. Mereka berdua tidak akan pernah bisa kembali seperti sedia kala, berteman tanpa melibatkan hubungan apapun.
Seharusnya Lea merasa senang, seharusnya.
Lea tidak mengerti mengapa perasaannya dipenuhi oleh hal yang tidak wajar. Seharusnya Lea senang saat Alvin mengatakan ini menikahinya, tetapi Alvin ingin menikahinya bukan karena cinta, itu yang membuat Lea kecewa.
"Lea," panggil Alvin dari meja kerjanya.
Lea menoleh, mendapati pria itu dengan kacamata bacanya. Sungguh ... Lea sangat ingin memeluknya, entah mengapa.
"apa?" tanya Lea, tetap dingin.
"gue udah pilih WO-nya, entar gue kirimin jadwal fitting dan lainnya."
Lea hanya diam.
"Vin, belum terlambat untuk menghentikan ini" ucap Lea.
"menghentikan apa?"
"Nggak usah nikah sama gue kalau nggak mau."
Alvin menaikkan alis.
"Tapi kan gue mau?"
Kata-kata Lea tertahan dalam tenggorokan.
"Atau, lo yang nggak mau?"
Mau banget Vin. Kata-kata itu lagi-lagi tertahan dalam tenggorokannya.
"Tapi kan ... Kita nggak saling cinta."
Alvin bersandar pada kursinya, "Kan cinta bisa datang karena terbiasa."
"Kurang terbiasa apa lagi lo sama gue? Kita itu udah bareng dari zaman dahulu kala!"
"Lo berlebihan, deh."
Lea berdiri di samping Alvin.
"oke, gue mau nikah sama lo."
Alvin sudah melemparkan senyum.
"But, if only you kiss me."
Senyuman Alvin memudar.
"You can't do it, right?" Lea tersenyum remeh, walau sebenarnya dia sangat ingin menangis dalam hati.
Alvin berdiri dari kursinya. Lea pikir Alvin akan pergi karena permintaan anehnya, tapi pria itu malah meraih dua tangannya dan menatapnya lembut.
"Ok, then. Close your eyes."
Lea refleks menutup matanya. Tak lama kemudian, dia merasakan sentuhan lembut pada bibirnya.
Alvin menciumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable Night
RomanceKarena satu malam yang tak terlupakan, mereka bisa sejauh ini.