lima belas

16.7K 370 7
                                    

"Gue denger, lo bakalan nikah sama Alvin."

Suara Devina terdengar dingin.

Lea menatapnya lurus. "Iya, terus?"

"Sudah gue duga, lo emang punya perasaan sama Alvin." Ucap Devina sambil menyilangkan kaki. "Kelihatan kok, dari dulu."

Lea terdiam, pandangannya masih pada Devina yang tampaknya belum mengeluarkan semua unek-uneknya.

"Gue nggak tau apa yang bikin Alvin mau nikahin lo. Dia jelas masih punya perasaan sama gue."

Emang, rutuk Lea dalam hati.

"Tapi apapun itu, Alvin bukan melakukannya dengan tulus."

Lea menatap Devina dengan tatapan tajam, mulai teriritasi dengan ucapan gadis itu.

"dan apapun itu, lo gak berhak mengatur. Lo bukan siapa-siapanya Alvin lagi" balas Lea tajam.

"Gue nggak pernah suka sama lo,"

Aku juga gak pernah. Lea pengen membalas demikian, tapi emosi dalam hatinya tidak membiarkannya meledak-ledak. Lea masih dapat mengontrol dirinya.

"Ultah gue sama lo itu di hari yang sama." ucap Devina tiba-tiba, yang membuat Lea tersentak kaget. "Nah, lo gatau, kan?"

Alvin pernah bilang bahwa ulang tahun Devina itu sehari setelah ulang tahunku. Kenyataan ini membuatku sedikit terkejut.

"Lo pernah bukan siapa-siapanya dan diperlakukan dengan sangat penting oleh Alvin. Lalu apa kata Alvin? Katanya gue bakal milikin dia selamanya, karena itu gue harus ngalah, selama gue belum resmi milikin dia."

Lea masih terdiam.

"Sekarang keadaan sudah berbalik, lho. Mungkin saja perlakuan Alvin ke lo juga bakal terbalik, nanti."

Ucapan terakhir Devina sebelum dia meninggalkan kafe.

Unforgettable NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang