dua puluh lima

5.3K 141 2
                                    

Saat Alvin menjauhkan bibirnya, dia menahan senyum saat melihat Lea menatapnya tidak percaya.

"I can, right?" Alvin menariknya pelan dalam dekapannya. "Gue bisa nikah sama lo kan, kalau kayak gini?"

Lea masih speechless.

Sebenarnya bukan pertama kalinya mereka berciuman. Malam itu juga, mereka berciuman. Tetapi ciuman malam itu sangat panas. French kiss. Ciuman yang membuatnya kehabisan nafas. Ciuman barusan berbeda, Alvin hanya mendaratkan bibirnya, tanpa melumat atau ciuman yang mengarah pada hal intim.

Ciuman sayang.

"You can ... But ..."

Lea masih mengedipkan matanya tidak percaya.

"Would you just kiss ... Apa lo bisa nyium semua perempuan sesuka hati lo?"

"Who said that?" tanya Alvin mengerutkan kening. "Gue nyium lo karena gue maunya nyium lo."

"Ngomong apa sih, lo?" muka Lea memerah tanpa sadar.

"Lagian, apa lo lupa saat kita SMP dulu? Gue kan pernah ngajak lo ciuman."

"Mesum!" umpat Lea.

Lea ingat, saat itu Alvin dan Lea sedang bolos, lalu mereka tidak sengaja melihat teman mereka berciuman di kelas kosong. Alvin mengajak Lea untuk melakukan hal yang sama, tetapi ditolak mentah-mentah oleh Lea.

"Gue hanya mau nyium orang yang gue suka!" seru Lea saat itu.

Dan Alvin yang nyium dia barusan ... Bukankah menandakan ...

"Gue sayang lo, Lea. Gue pasti bakal melindungi lo, dan bayi dalam kandungan lo."

Lea seperti merasakan ada peluru yang menembusi jantungnya, saat Alvin mengatakan begitu.

"Gue bakal jaga dia seperti anak gue sendiri. Lo nggak usah takut ... Anak lo, anak gue juga. Anak kita."

Lea hampir menahan tangisnya. Dia tidak tahu apa yang akan Alvin katakan jika seandainya pria itu tahu bahwa bayi dalam kandungannya adalah anaknya.

Apakah Alvin bakal senang?

"Alvin ... Ada sesuatu yang mau gue omongin sama lo."

"Hm?" Alvin mengelus pelan rambut Lea.

"Sebenarnya ...."

Unforgettable NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang