Lami pov
"hmm~hmm~hmm~... " aku mengeringkan rambutku yang basah dengan handuk sampai aku mendengar nada dering dari ponselku.
Shimmie~shimmei kokobop ~
~I think I like it-"Yeob-" belum selesai aku bicara suara dari seberang sudah memekakkan telingaku.
"..Kau harus berterima kasih kepadaku karena aku membawa kabar bagus!! Saaaaangat Baguss!!! "
"Aishh" aku menjauhkan ponsel dari telingaku dan melihat layarnya seakan-akan itu barang yang menjijikkan.
Aku menggaruk-garukkan kepalaku bingung, apa aku harus meladeni ocehannya bahkan sepagi ini? atau menutupnya saja?
Huhh... Untung teman bukan lawan.Aku menarik nafasku dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan seraya menempelkan kembali ponselku ke telinga.
"....dari yang aku dengar katanya ada anak baru dikelas eunwoo oppa. Aku belum melihatnya langsung tapi teman-teman namjaku mengatakan kalau dia cantik. Kau harus menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk oppamu. Kalau sampai kau menyia-yiakan kesempatan ini, bersiap-siaplah jika aku jadi kakak iparmu nanti. Hahaha.... "
"....." aku hanya diam mendengar semua puisinya.
Dari jauuuhhhhhh...
Karena aku sengaja meninggalkan ponselku di kamar mandi lalu ku kunci pintunya rapat-rapat. Tapi sayang tebalnya dinding pembatas kamar mandiku tidak dapat menahan suara melengkingnya.
Aku berusaha mengabaikannya dengan menyalakan hairdryer untuk mengeringkan rambutku yang basah sehabis keramas.
"....kira-kira kenapa dia pindah ke sekolah kita? Jangan-jangan dia memiliki masalah disekolahnya yang dulu. Mafia! pasti dia seorang mafia!!... Bagaimana ini lami-ah!? "
Setelah mengeringkan rambut aku menata semua keperluan sekolah dan menyiapkan buku pelajaran yang telah aku baca tadi malam, walau hanya setengah halaman.
"Andwaeyo! Jika memang seperti itu aku sebagai pengikut setia eunwoo oppa!! bersedia mengawalnya selama 24 jam penuh! "
Aku memoleskan lipbalm dan bedak tipis kepermukaan wajahku lalu menyemprotkan parfum favoritku. Coklat.
"Hmm... enak." aku menutup mataku dan mengunyah sesuatu didalam mulutku.
Itu adalah kebiasaanku. Saat aku mencium aroma parfum coklat ini, aku selalu membayangkan sebuah coklat berada didalam mulutku.Mengingat sebatang coklat membuat perutku lapar. Aku melihat penampilanku kembali di depan cermin.
"Sudah siap." saat aku hendak meninggalkan kamar aku berhenti sejenak lalu menepuk pelan jidatku karena melupakan ponselku. Dan saat aku berbalik,..
Brukkh!!...Pukh!
Aku menabrak almari yang lumayan besar karena tadi aku berbalik tanpa melihat keadaan sekitar. Aku melihat sebuah buku usang tergeletak dibawahku.
"Mungkin tadi jatuh dari atas almari" aku berjalan meraihnya. Aku membolak-balikan sampul bukunya dan ternyata buku tersebut adalah sebuah album foto.
"Mungkin ini milik eomma"
Karena kamar yang aku tempati sekarang, dulunya adalah kamar kosong yang sempat menjadi gudang barang-barang simpanan eomma.
"ya-ya-yak lami-ah!! Kau mendengarkan aku tidaakk!!??" teriak binnie dari seberang. Aku melupakan makhluk yang satu itu. Dengan malas aku menaruh buku album tersebut di atas meja belajar
KAMU SEDANG MEMBACA
Yellow Rose Namja
FanfictionKim dahyun, dia belum mati tapi dia juga tidak hidup. Selama 4 tahun dahyun tidak menyadari keanehan tersebut, karena ia pikir dia memang telah mati. Perjalanan dahyun pun dimulai saat ia telah berhasil meminjam raga milik adik temannya, Kim Ji-Yeon...