Part 31

132 11 6
                                    

Mark pov

Namaku Mark Lee aku adalah anak tunggal dari keluarga Lee, pengusaha yang terkenal dalam dunia perbisnisan.

Jika biasanya anak tunggal akan disayang lebih oleh kedua orang tuanya maka aku adalah pengecualinya. Eomma dan appaku selalu sibuk dengan pekerjaan mereka. Pergi keluar kota atau keluar negeri tanpa mengajakku karena alasan sekolah. Eomma melarangku untuk sekolah di Amerika padahal aku sangat ingin pergi kesana, eomma dan appa lebih mementingkan cabang perusahaan terbesar mereka di sana. Aku dengar dari bibi Ahn jika di sana- di Amerika kedua orang tuaku memiliki rumah yang tidak jauh besar dengan rumah mereka di Seoul yang aku tempati sekarang. Aku merasa mereka hanya menganggapku sebagai angin lalu mereka jarang menginap disini karena semua pekerjaan mereka berada dirumah kedua. Ya, aku menyebutnya rumah kedua karena rumah yang aku tinggali ini adalah rumah pertamaku. Sudah berapa kali aku memberontak dan mengatakan jika yang aku butuhkan bukanlah uang mereka tapi kasih sayang mereka. Aku bahkan iri kepada teman-temanku yang tidak kaya material tapi mereka kaya akan kasih sayang dari orang tua mereka melebihi kekayaan yang dimiliki kedua orang tuaku.

Aku kaya harta tapi aku miskin kasih sayang.

Setelah beberapa percobaan pemberontakanku appa jadi lebih sering mengajakku pergi bersama meskipun hanya acara pertemuan untuk kepentingan perusahannya tapi aku senang setidaknya mereka tidak mengabaikanku.

Kurang lebih selama 2 tahun aku selalu diajak appa dan appa tidak pernah melarangku untuk menentukan dimana aku sekolah lagi. Aku sangat senang, itu adalah pertama kalinya mereka mengabulkan permintaanku tanpa penolakan seperti biasanya. Hingga suatu saat kami memiliki pertemuan dengan perusahaan yang dimiliki oleh keluarga Kim. Aku terkejut saat melihat tuan Kim membawa anak laki-lakinya seperti appa membawaku ke acara seperti ini.

"Maek Lee." salam kenalku padanya.

"Kim Moobin, panggil saja Jinjin." salam kenalnya juga membalas uluran tanganku. Kami dekat dengan sangat cepat. Mungkin karena kesamaan kami yang selalu dibawa ke acara pertemuan seperti ini. Banyak yang kami bicarakan membuat kami lupa waktu sampai-sampai baik appaku atau tuan Kim harus memanggil kami untuk pulang. Kalau kalian bingung kenapa kami harus dipanggil, jawabannya karena setiap kedua ayah kami maksudku appa dan tuan Kim memiliki pertemuan bersama biasanya mereka menyewa dua ruang privat, satu untuk mereka dan satu untuk kami. Bedanya diruang privat kami kami bebas ingin melakukan atau memesan apapun yang kami mau tanpa takut karena dimarahi.

Aku sungguh bahagia dengan pertemanan kami. Sampai..

"Mark berkunjunglah ke rumahku, disana aku akan memperkenalkanmu pada Bona." aku meletakkan sumpit jjajamyeon ku lalu menatap Jinjin dengan bingung

"Bona?" tanyaku

"Iya, dia adik perempuan satu-satunya yang ku miliki. Kau pasti akan senang berteman dengannya." aku hanyak mengangguk mendengar penjelasan Jinjin

"Bagaimana?" Aku langsung mengagguk mengiyakan ajakan Jinjin

"Tapi aku harus meminta ijin ke appaku dulu."

"Tuan muda Mark dan Tuan muda Jinjin, anda berdua diminta untuk ke ruang privat disebelah." ucap seorang laki-laki berjas rapi dia adalah pengawal appa yang selalu menemani kami disini, walau cuma didepan pintu sih, hehehe..

"Nah.. Kebetulan. Ayo kita ke sana aku akan meminta ijin ke appa"

"Ayo"

Kami berdua memasuki ruangan bersama. Kami melihat kedua appa kami saling tertawa.

"Appa?" panggilku. Appa langsung mengentikan tawanya lalu menoleh kearahku

"Ada apa Mark?" tanya appa setelah meminta ijin ke tuan Kim untuk menunda sebentar percakapan mereka

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Yellow Rose NamjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang