📝 pov
"Terimakasih atas bantuan kalian semua. Kalian boleh kembali ke tenda masing-masing." Bogum ssaem keluar meninggalkan ruangan diikuti panitia dan anggota osis yang bergegas kembali ke tenda mereka untuk tidur malam. Kegiatan hari ini telah menguras tenaga dan pikiran mereka apalagi tugas mereka sebagai panitia membuat kegiatan berlibur tingkat akhir ini tidak dapat mereka rasakan seperti siswa yang lainnya, terutama ketua osis baru pengganti Im Yoona. Jinjin.
Namja itu masih enggan untuk kembali ke tenda. Tanggung jawabnya sebagai ketua osis membuatnya sulit tidur saat melihat beberapa tugas yang belum terselesaikan. Hanya sebuah ponsel dan segelas coffee instan menemaninya di ruangan.
Suasana menjadi aneh saat pintu didepannya tiba-tiba terbuka sendiri. Lembaran-lembaran kertas diatas meja mulai berhamburan tapi Jinjin masih duduk tenang ditempatnya.
Apa tujuanmu sebenarnya?
"Kau tidak perlu tahu. Meski kau
bersamanya aku masih bisa membuatnya seperti sekarang." jawab Jinjin yakinBenarkah? Meskipun ingatan masa lalunya telah kembali?
Bibir Jinjin bungkam mendengar perkataan sosok didepannya
Ingatlah derajatmu. Kau masih sangat jauh untuk bisa melukai Dahyun bahkan sehelai rambutpun kau tidak akan bisa menyentuhnya. Buanglah jauh-jauh keinginan konyolmu itu selagi aku masih bersabar. Memanfaatkan roh hidup orang lain sebagai mainan?? Lucu sekali kau.. Kau tidak pantas untuk disebut sebagai makhluk.
Suara itu berhenti setelah pintu ruangan didepannya kembali tertutup dengan tiba-tiba.
***
TendaSreekk
"Emgh..kau dari mana?" tanya Bona dengan suara serak khasnya orang bangun tidur saat melihat Irene memasuki tenda dengan hati-hati
"Ohh aku dari toilet, kembalilah tidur. Selamat malam." jawab Irene lalu berbaring menyamping menghadap Bona
"Selamat malam" balas Bona yang ikut berbaring menyamping.
"...."
"Aku tidak bisa melihatmu." Irene menendang kakinya sebal ke udara
Bona hanya terkekeh menyadari posisi mereka yang terbentang jauh karena terdapat dua makhluk lain diantara mereka. Mereka adalah Lami dan Binnie. Keduanya tidur dengan sangat tenang berbeda sekali saat mereka terbangun. Irene sesekali menggeser tubuhnya kesamping saat tangan usil Binnie sesekali berusaha memeluknya. Andai saja Bona yang disampingnya dengan senang hati Baekhyun akan menerimanya.
****
"Lami-ah! palli irreona!" Binnie berteriak memanggil Lami yang masih bersembunyi dibalik selimutnya. Binnie dengan sebal menarik salah satu kaki Lami yang terjulur keluar.
"Eonni!!" tidak lama kemudian munculah Irene dan Bona yang terlihat kebingungan setelah mendengar teriakan Binnie.
"Wae?" "Mwo?!"
"Lihatlah babi itu!" Binnie menunjuk kearah gundukan dibawah selimut.
"Kau harus menutup hidungnya." saran Eunwoo yang tiba-tiba memasuki tenda mereka. Eunwoo paham betul kebiasaan dongsaeng satu-satunya itu. Selagi masih ada pasokan oksigen yang memasuki paru-parunya jangan harap bisa membuat yeoja itu terbangun.
Binnie pun mengikuti saran oppa-nya Lami itu.
"Ughh.. Kenapa udaranya sulit aku hirup???" gerutu Lami yang masih terpajam.
"Karena udaranya tengah diperebutkan oleh orang-orang yang berusaha membangunkan babi tidur" seakan mengenali suara tersebut Lami menendang selimut tebal yang menutupinya dan segera mendudukkan tubuhnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Yellow Rose Namja
फैनफिक्शनKim dahyun, dia belum mati tapi dia juga tidak hidup. Selama 4 tahun dahyun tidak menyadari keanehan tersebut, karena ia pikir dia memang telah mati. Perjalanan dahyun pun dimulai saat ia telah berhasil meminjam raga milik adik temannya, Kim Ji-Yeon...