📝 pov"Bona! kau akan berjalan terus sampai kapan? Seharian ini kau membuatku seperti seorang pengawal mengikutimu ke semua tempat yang kau kunjungi...!! " teriak jinjin melihat bona terus melangkahkan kakinya kearah keramaian.
"Aku mohon tunggu sebentar saja. Kau lihat toko disana" sambil berjalan bona membalikan badannya melihat wajah masam jinjin seraya menunjuk ke sebuah toko bunga tidak jauh didepannya.
"Awas lampu merah!!!" teriak jinjin
"Nde... " jawab bona seraya membalikkan badannya kembali kedepan lalu melanjutkan langkahnya kembali saat lampu penyebrangan berubah warna menjadi hijau.
"Ck, sebenarnya siapa yang tour guide disini?" gumam jinjin
Gadis itu sangat berbeda dengan bona. Batin jinjin
***
Jinjin pov
"Itu tandanya, apa yang kau lihat itu salah atau mungkin tidak ada." bona yang tadinya menunduk menjadi semakin menunduk.
"Awas!" aku menarik tangannya saat bona hampir menabrak sebuah tiang didepannya.
Apa hobinya membuat orang khawatir? Sedari tadi dia membahayakan dirinya sendiri.
Aku hanya menghela nafas melihat perubahan sikap bona. Di saat dia senang dia merasa seakan-akan dia akan dilamar oleh seorang pangeran dari inggris dan tinggal di sebuah kastil mewah dengan beribu-ribu pelayan yang siap melayaninya. Tapi disaat sedih dia seperti ingin menggali kuburannya sendiri sedalam Palung Mariana yang lokasi terdalamnya sampai kerak bumi.
"Memang apa yang kau cari disana?" tanyaku berharap dapat membantu beban yang tengah ia hadapi.
~kruk~kruuukkk...
Bona memeganggi perutnya yang baru saja berbunyi. Aku melihat ke sekelilingku mencari sebuah kedai atau rumah makan yang dapat kami kunjungi. Dan aku melihat sebuah restoran yang menurutku cukup bagus, terlihat orang-orang yang ramai tengah makan disana dari jendela kaca restoran.
Akupun mengajak bona ke restoran tersebut. Aku hanya memesankan semangkuk jjajangmyeon untuknya karena dia sudah mengenal makanan tersebut beberapa hari yang lalu.
"Bubble tea? jinjin aku ingin ini." bona menunjukkan gambar bubble tea di buku menu yang ia pegang.
"Baiklah, kami pesan 2 jjajangmyeon dan 2 bubble tea" pelayan mencatatnya dan meminta kami agar menunggu sebentar. Selagi menunggu pesanan kami tiba, aku menjelaskan berbagai macam makanan-makanan yang cukup populer untuk semua usia dan kapan waktu yang tepat untuk memakannya. Aku menjelaskannya dengan menggerakkan tanganku menggambarkan bentuk makanan yang aku maksud memudahkan bona untuk memahaminya.
"Ohh..jadi jajayeon seperti ini?" aku hanya menganggukan kepalaku saat bona membuat sebuah garis horizontal diatas meja dengan jari telunjuknya.
"Eonni, itu namanya bukan jajayeon tapi jjajangmyeon" bona membulatkan mulutnya dan menganggukan kepalanya.
"Kau lihat, bahkan anak kecil lebih pintar darimu" aku tersenyum kearah anak kecil yang berada di meja sebelah bona.
"Pesanan anda telah tiba, silahkan dinikmati..." suara pelayan membuat bona berteriak senang namun saat melihat semangkuk jjajangmyeon didepannya bona melebarkan matanya.
"Hahh??bukankah ini seperti yang kemarin?!"
Bona pov
"Hahh??bukankah ini seperti yang kemarin?!"
Aku yakin ini makanan yang sama yang diberikan jinjin saat aku dirumah sakit 2 hari yang lalu. Sungguh rasanya sangat aneh, tidak manis tidak pahit. Aku tidak pernah memakan makanan yang seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yellow Rose Namja
FanfictionKim dahyun, dia belum mati tapi dia juga tidak hidup. Selama 4 tahun dahyun tidak menyadari keanehan tersebut, karena ia pikir dia memang telah mati. Perjalanan dahyun pun dimulai saat ia telah berhasil meminjam raga milik adik temannya, Kim Ji-Yeon...