📝 pov
Bona melanjutkan langkah pelannya memimpin Eunwoo yang berjalan di belakangnya. Karena sebelumnya kedua orang itu terlanjur dibuat malu satu sama lain. Hal itu terjadi karena Bona yang terkejut dengan posisinya saat terbangun dari tidur. Dengan tidak sabar Bona mendorong tubuh Eunwoo menjauh yang terang saja membuat keduanya jatuh bersamaan.
Sakit? Pastinya.
Mereka berdua sama-sama terjatuh di tanah dengan pantat yang mendarat duluan. Sampai sekarang rasa sakit itu masih terasa kadang mereka mencari-cari kesempatan untuk memegang pantat mereka yang sakit untuk meredakan sakitnya.
"Kau tidak perlu terburu-buru. Kegiatan ini hanya untuk menggerakkan tubuh malas kita akhir-akhir ini, tidak ada pemenang tidak ada hadiah. Semua hanya untuk kesehatan kita semua siswa tingkat akhir." ucap Eunwoo yang tengah mengamati pemandangan garis pantai dari atas tempat mereka berada
Bona yang melihatnya ikut mengamati sesuatu di bawah sana. Mengirup dalam udara segar yang mendatanginya dan menghembuskannya pelan.
"Huhh..selain menyehatkan, rasanya tempat ini dapat juga menjernihkan pikiran kita dari tugas-tugas yang menumpuk." ucap Bona diselingi kekehan pelan. Eunwoo yang melihatnya hanya terkejut yeoja itu tidak pernah berbicara dengannya sepanjang itu sebelumnya.
"Kukira kau tidak bisa bicara." sindir Eunwoo tidak menghilangkan senyumnya
"Kau hanya belum mengenalku saja!" Bona sekarang berani mempoutkan bibirnya di depan ketua kelasnya itu
"Benarkah? Aku rasa tidak" Eunwoo mempercepat langkahnya melewati Bona yang tengah terdiam
"Apa maksudnya?" gumam Bona memikirkan jawaban Eunwoo. Melihat Eunwoo yang semakin menjauh Bona segera melangkah menyusul Eunwoo.
"Hey tunggu! Aku belum bisa berjalan cepat!!" teriak Bona dari belakang, Eunwoo tidak menghentikan langkahnya namun memperlambatnya berharap yeoja itu dapat menyusulnya.
***
"Baiklah anak-anak! kegiatan kita selanjutnya akan segera dimulai yaitu permainan."
"Setiap kelompok hanya berisi dua pasangan yang telah ditentukan sebelumnya. Segera temukan pasangan kalian dan mulai bersiap untuk memulai menguji kekompakkan kalian."
Mayoritas sorakan gembira keluar dari para yeoja kecuali kalangan namja yang diam-diam saja tanpa minat untuk ikut meramaikan suasana, mereka sudah dewasa untuk melakukan hal seperti itu.
"Chagi!ayo kalahkan mereka!" kecuali junmyeon, dia satu-satunya suara namja yang terdengar selain suara Bogum ssaem. Dia begitu beruntung dapat satu kelompok dengan yeojachingunya.
"apa???" tanyanya setelah melihat semua pandangan namja memandang aneh kearahnya. Semuanya hanya menggeleng lalu kembali mengalihkan pandangannya dari junmyeon, yang dilihat aneh hanya menghendikkan bahunya terserah.
Eunwoo yang ikut melihat kejadian tersebut hanya tersenyum melihat tingkah teman-temannya. Ia menoleh kesamping dimana terdapat sosok yeoja sebelumnya.
Kemana dia?
Ternyata tidak jauh dibelakangnya mata Eunwoo menangkap sosok yeoja yang tengah dicarinya. Ia berjalan dengan sedikit terpincang mungkin akibat insiden terjatuh yang mereka alami di hutan tadi.
"Aku akan meminta izin ke Bogum ssaem jika kita tidak bisa mengikutinya." ucap Eunwoo setelah berjalan menghampiri Bona yang masih melanjutkan langkahnya.
Sampai Bona menyadari sesuatu yang membuat langkahnya terhenti lalu menengok kesamping.
"Kita?Hanya aku yang terluka, kau bisa mencari pasangan baru untuk mengikuti permainannya." Eunwoo mencekal tangan Bona yang hendak meninggalkannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Yellow Rose Namja
FanfictionKim dahyun, dia belum mati tapi dia juga tidak hidup. Selama 4 tahun dahyun tidak menyadari keanehan tersebut, karena ia pikir dia memang telah mati. Perjalanan dahyun pun dimulai saat ia telah berhasil meminjam raga milik adik temannya, Kim Ji-Yeon...