Jinjin pov
Pagi ini moodku sudah buruk gara-gara yeoja itu. Bona. Dia membuat kesabaranku terkuras hingga membuatku menyalahkan jam dinding didepanku karena terlalu keras berdeting. Padahal itu hanyalah lampiasan kemarahanku untuk bona karena sudah membuatku lama menunggunya.
"Ck, kapan dia akan turun? " aku mengamati anak tangga yang langsung menuju ke lantai 2 dimana kamar bona berada.
Itulah yang kenapa aku tidak terlalu suka dengan yeoja. Mereka selalu menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mempercantik penampilan mereka. Seperti dirinya, tadi saat pukul 6 pagi bona mengetuk-ketuk pintu kamarku dengan bersenandung ria yang menurutku terdengar aneh. Sama anehnya dengan dirinya. Dan lihatlah sekarang, dia masih setia berkutat dikamarnya. Padahal sekarang jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi.
"Astaga!!.. Sebenarnya apa yang dia lakukan didalam? " aku terus menunggunya diruang tengah seraya menyangga kepalaku dengan tangan. Kakiku sedari tadi juga ikut geram karenanya. Aku melihat semakin lama meja yang berada didepanku semakin bergerak menjauh karena kakiku ini yang terus bergerak tidak tenang.
Atau dia lupa bagaimana cara menggunakan kosmetik? selama menjadi hantu dia tidak pernah menggunakan make up kan? . Pikirku
Aku memutuskan untuk menariknya paksa untuk segera keluar dari kamarnya. Tapi saat aku membalikan tubuhku kebelakang aku dikejutkan dengan sosok bona yang sudah berdiri tepat dibelakangku. Kali ini dia mengenakan kaos putih lengan panjang yang ia masukkan ke dalam rok dengan motif bergaris-garisnya. Aku sempat terkejut saat melihat tas selempang berwarna hitam yang ia kenakan.
Dari mana dia mendapatkan itu?.
Mungkin itu milik bona, namun jarang ia pakai sehingga aku tidak pernah melihatnya. Karena dulu bona memang tidak terlalu menyukai barang-barang dengan warna gelap seperti warna tas selempang itu, bona cenderung menyukai warna-warna cerah.
Setelah puas menerka-nerka semua hal yang tidak penting itu, aku berjalan mendahului bona. Aku menengok kebelakang saat tidak mendengar suara langkah kaki dari arah belakangku. Dan ternyata bona masih diam berdiri ditempatnya yang membuatku terheran-heran dengan apa yang ia lakukan. Dia terlihat sedang mengamati sesuatu dibawahnya. Karena penasaran akupun ikut mengamati apa yang tengah bona amati.
Ahh...
Aku baru ingat, kemarin aku hanya memberikan sebuah sepatu sekolah untuknya. Mungkin sekarang dia bingung akan mengenakan apa.
"Emm...jinjin, apa kau pun,. " aku kembali berjalan kearah bona dan menariknya ke kamarku. Bona hanya menurut dengan apa yang aku lakukan.
Kemarin aku membelikan beberapa perlengkapan sekolah dan kebutuhan sehari-harinya. Jadi, apapun yang dia butuhkan sekarang, itu semua sudah tersedia lengkap dikamarku. Hanya saja aku menunggu waktu yang tepat untuk memberikannya.
Aku menyuruh bona untuk duduk dikursi dekat meja belajarku dan memintanya untuk melepas kaus kaki putih yang tengah ia pakai, untuk diganti dengan ukuran yang lebih pendek dari yang sebelumnya.
"Nahh.. Bagaimana menurutmu? " ucapku setelah selesai memasangkan sepasang sepatu berwarna putih dengan motif kupu-kupu dikakinya.
Putih. Warna kesukaan bona.
Bona hanya menunduk dan mengayun-ayunkan kedua kakinya. Setelah itu dia mulai mengangkat wajahnya menatapku dengan tersenyum.
"Aku tidak tahu jika kau memiliki selera yang lumayan bagus. Terima kasih jinjin!! " bona mengatakannya dengan pelan tapi diakhir kalimatnya bona langsung berteriak dan melompat-lompat senang. Dan entah sadar atau tidak bona, dia mengapit tangan kiriku dengan kedua tangannya. Aku hanya berusaha tersenyum kaku untuk memperlihatkan sisi kerenku ✨😎.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yellow Rose Namja
FanfictionKim dahyun, dia belum mati tapi dia juga tidak hidup. Selama 4 tahun dahyun tidak menyadari keanehan tersebut, karena ia pikir dia memang telah mati. Perjalanan dahyun pun dimulai saat ia telah berhasil meminjam raga milik adik temannya, Kim Ji-Yeon...