Part 20

114 20 1
                                    


"Tapi, tidak akan menyenangkan jika semuanya terungkap sekarang. Sedikit mengulur waktu dengan bermain mungkin tidak masalah.

Seperti harimau yang memainkan hewan buruannya, anak rusa, sebelum benar-benar menikamnya."

***

📝 pov

Suasana sunyi terasa jelas di rumah Bona dan Jinjin. Wajar saja karena rumah mereka cukup jauh dari jalan utama yang sering dilewati oleh mobil-mobil pribadi dan transportasi yang selalu memenuhi jalanan bahkan sampai tengah malam.

Bona yang terlalu lelah setelah berpergian dari rumahnya di busan hanya terbaring lemas diranjang masih dengan seragam sekolahnya. Hanya terdengar suara dentingan jarum jam dan helaan nafas halus dari bibir Bona. Suasana yang biasa terjadi pada anak sekolahan pada umumnya.

Tidak seperti kamar Bona yang telah gelap gulita, kamar Jinjin terlihat masih terang menandakan jika masih terdapat kegiatan didalamnya.

Jinjin. Dia mengamati foto-foto seorang yeoja yang diambilnya secara candid. Yeoja itu adalah Bona, adik kesayangannya. Jinjin terus mengamati setiap gambar didalam album foto tersebut dengan senyum disudut bibirnya.

Apa kau bahagia disana? Setelah semua apa yang aku lakukan ini apakah kau mau menerimaku kembali?

Jika tidak, aku yang akan membuatnya agar dapat kau terima.

Jinjin meletakkan kembali album tersebut diatas nakas disampingnya lalu menegakkan tubuhnya berjalan mendekati almari. Sebuah hoodie berwarna hitam Jinjin pilih untuk menemaninya ke suatu tempat. Di suhu malam kota seperti ini tidak menjadi penghalang bagi Jinjin untuk keluar, cukup sebuah hoodie dan celana jeans untuk menjaga tubuhnya agar tetap hangat di suhu yang ekstrim bagi orang di luar sana.

 Di suhu malam kota seperti ini tidak menjadi penghalang bagi Jinjin untuk keluar, cukup sebuah hoodie dan celana jeans untuk menjaga tubuhnya agar tetap hangat di suhu yang ekstrim bagi orang di luar sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Duk. Duk. Duk

Suara langkah Jinjin terdengar jelas di lantai 2 tersebut.

Mengabaikan derap langkah tersebut Jinjin berjalan menuruni tangga menuju pintu rumah. Ia mengeluarkan sebuah kunci dari balik hoodienya dan mulai memasuki mobil yang telah terparkir disamping rumah.

***
Setelah 10 menit berkendara Jinjin memarkirkan mobilnya ditempat parkir. Sebuah bangunan yang cukup besar dengan warna putih lebih mendominasi. Hospital. Jinjin memasukkan kedua tangannya ke dalam saku dan mulai memasuki bangunan tersebut.

Lorong-lorong rumah sakit sangat sepi. Wajar saja karena semua penghuni telah terlelap tidur, hanya terlihat beberapa suster dan dokter yang tengah berjalan menjalankan shift malam mereka.

Setelah berbelok ke lorong yang minim dengan pencahayaan Jinjin menghentikan langkahnya didepan sebuah dinding yang letaknya jauh dari ruang-ruang rawat lainnya.

Tok.tok.tok.

Setelah mengetuk pelan dinding tersebut munculah sebuah pintu berwarna hitam dari balik dinding. Jinjin memutar kenop pintu tersebut tanpa ragu dan memasuki sebuah ruangan didalamnya.

Yellow Rose NamjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang