Sorry for typo
Happy reading all ^^.......................☆☆☆☆☆☆..........................
Pha melangkahkan kakinya menuruni tangga perlahan. Pha terbangun tepatnya Pha tidak bisa tidur, bagaimana ia bisa tidur dengan Yo di sampingnya. Perasaannya terlalu campur aduk membuatnya tidak tenang.Niat awal Pha adalah untuk membuat susu hangat untuk dirinya dengan harapan ia bisa tidur setelah meminumnya. Tapi langkahnya terhenti saat ia melihat siluet seseorang duduk di kursi meja makan.
"Ibu?" Pha memanggil pelan
"Ah Pha, kau belum tidur?" Ibu.Pha memanggil Pha dan memberi isyarat untuk duduk di depannya.
"Kenapa Ibu belum tidur?" Tanya Pha saat melihat ibunya, Pha menarik kursi dan menghempaskan pantatnya di sana..
"Kamu sendiri? Tak bisa tidur?"
"Emmm"
"Mau ibu buatkan susu panas?" Pha mengangguk pada ibunya. Ibu.pha tersenyum, ia berdiri dan berjalan ke arah dapur bersiap untuk membuatkan susu untuk anaknya.
"Jangan gugup sayang"
"Uh?" Pha tak mengerti apa yang dimaksud oleh ibunya.
Pha meraih Cangkir berisi susu panas yang di berikan Ibunya. Dan matanya menatap bingung pada ibunya yang kini telah duduk kembali di depannya.
"Kau tidak bisa tidur karena Yo kan?" Tanya lembut sang ibu.
"Emm" Pha hanya bergumam sebelum mulai meminum susu panasnya. Percuma saja ia berbohong pada Ibunya, karena Ibunya tak pernah bisa ia bohongi, Pha seperti buku terbuka bagi ibunya, ia selalu bisa membaca apapun dalam pikirannya.
Kini Ibu.pha tersenyum hangat melihat anaknya itu.
"Forth beberapa bulan datang kerumah dan bertanya soal Photo polaroid yang selalu kau simpan di dompetmu padaku" Pha menatap Ibunya dengan kening yang mengerut bingung sedangkan ibu Pha kembali tersenyum melihat reaksi anaknya.
"Dia bilang ia melihat orang yang mirip dengan anak yang ada di photo milikmu" kini Pha meletakan cangkirnya dan beralih mendengarkan ibunya dengan wajah serius.
"Ibu sempat tidak percaya, tapi Forth bersikeras dan mengajak ibu untuk melihatnya dengan mata ibu sendiri" Ibu.pha menghentikan ceritanya, lalu meminum teh dari cangkir di tanganya.
"Ibu terpaksa mengikuti Forth, kau tahu sendiri Forth selalu bersikeras dengan pemikirannya" ibu.pha melanjutkan dengan kekehan kecil mengingat Forth yang memaksa dirinya untuk ikut dengannya dulu.
"Terus" Pha akhirnya merespons
"Emm ibu sangat terkejut saat yang di katakan Forth memang benar, bahkan ibu yakin itu benar-benar Yo. Aahhh bagaimana dia tidak berubah banyak, dia masih sangat menggemaskan, hanya tubuhnya saja yang tumbuh" Jelas Ibu.pha yang kini tersenyum lebar.
Ahh ini alasannya kenapa Ibu tidak terlalu terkejut melihat Yo tadi, pikir Pha. Pha mengambil napas dalam.
"Jadi ini alasan mu membawa ku kembali ke Thailand? Ibu sudah menemukan Yo?" Tanya Pha pada ibunya, yang di balas senyum lebar dan anggukan ibunya..
"Aahh Ibu.. ini sangat sulit untuk di percaya" Pha mengangkat kepalanya ke atas, menghembuskan napas panjang dan kini matanya beralih menatap langit-langit, matanya sedikit memanas.
Pha mengalihkan tatapannya pada ibunya yang kini telah berdiri dan melangkah ke arahnya.
"Dan Forth bagai mana bisa dia tahu....?"
"Maaf ibu tidak memberi tahu mu lebih awal, dan tanyakan itu pada Forth" Ibunya
Menepuk bahu Pha "Ibu sangat bahagia akhirnya bisa menemukan Yo" tangan Ibu.pha beralih mengusap rambut anaknya lembut. Wajahnya terlihat emosional.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU
FanfictionHighest Rank : 103 in Fanfiction Salah satu Risiko untuk menjadi DIAM adalah orang lain dapat mengisi kediamanmu dengan interprestasi mereka sendiri. . ~ Kamu membosankan ~ Kamu menyedihkan ~ Kamu aneh ~ Kamu hanya peduli pada dirimu sendiri Saat m...