YOU [Part 22]

3.1K 401 71
                                    

Beam menatap Yo yang tertunduk dengan bahu bergetar di depannya dengan nanar, hatinya sakit melihat sahabatnya sepert ini, Yo sangat terlihat tak berdaya ia ingin meonlong pacaranya keluar dari pederitaannya tetapi yang terjadi ternyata sebaliknya dirinya membuat kekasihnya semakin menderita, Beam tak tahu harus berbicara apa sekarang setelah Yo menjelaskan alasan ia menjauhi Pha selama seminggu ini.

Beam berginsut mendekat kearah Yo, mengulurkan tanganya mengelus punggung Yo lembut, hanya ini yang bisa ia berikan pada Yo, Beam beralih menatap Ming yang menatapnya juga, mereka sama-sama menghela napas menandakan mereka berdua sama-sama tak tahu apa yang harus mereka lakukan untuk sahabatnya ini. Beam mengalihkan perhatiannya pada ponsel Yo yang tak jauh darinya, layar ponsel itu sekarang menyala. Beam meraih ponsel Yo dengan tangan yang satunya dan membuka pesan masuk yang menjadi alasan ponsel itu menyala.

“Yo, P ada di depan, P mohon temu P”

Beam menggigit bibirnya, ia bingung sekarang, apa ia harus menyampaikan pesan ini atau tidak, melihat kondisi Yo yang masih menangis seperti ini tapi.. P’Pha ada di depan, Yo harus tahu.

“Yo aku tahu kau melakukan ini demi kebaikan P’Pha.. tapi kau harus menemui P’Pha” Beam berbicara pelan pada Yo

“P’Pha ada di luar menunggu mu sekarang” lanjut Beam, Yo mendengar hal itu langsung mendongakkan kepalanya ke arah Beam

“Apa?” Tanyanya tak percaya apa yang telinganya dengar

“em P’Pha ada di depan menuggu mu” Beam kembali memberi tahu Yo dan memperlihatkan layar ponsel yang menampilkan pesan Pha, Yo menatap layar ponsel nya, bibirnya nya ingin tersenyum lebar tapi pikiran dan hatinya begitu bimbang.

“Apa yang harus aku lakukan?” tanya Yo pada Beam

“Temui P’Pha Yo” jawab singkat Beam dan menepuk bahu Yo, mencoba memberi kekuatan bagi Yo yag terlihat sangat bimbang sekarang.

“Yo” kata Ming, Yo menoleh pada Ming

“Kau harus memperjelas ini Yo, pasti ada jalan lain selain kalian harus menjauh seperti ini, ini bukan yang terbaik karena aku yakin bukan hanya kau yang menderita jauh dari P’Pha, tapi P’Pha pun sama” lanjut Ming menatap Yo dalam, Yo mengalihkan pandangannya ke bawah, mencoba memikirkan semua yang Ming katakan untuk beberapa saat, Yo mendongakkan kembali kepalanya menatap Ming dan mengangguk kecil, “Itu baru sahabat ku” Kata Ming dengan senyum di wajahnya kemudian mengacak rambut Yo pelan.

“Cepat pergi P’Pha sudah menunggu mu” Beam meraih wajah Yo dan menghapus semua air mata di kedua mata dan pipi Yo dengan tisu “Semua ini harus di hilangkan” Canda Beam saat ia telah selesai menghilangkan semua air mata di wajah Yo. Semua itu membuat Yo tersenyum Tipis dan kemudian “ Terima kasih” Yo menatap Beam dan Ming bergantian, Ia sangat bersyukur memiliki Beam dan Ming yang selalu uda untuknya.

Yo berdiri dan melangkah keluar dari apartemen Ming, ia berjalan melalui lorong dan menuruni tangga, setiap langkah yang ia ambil sukses membuat membuat rasa rindu pada sosok yang menunggunya sekarang semakin besar.

Langkahnya dipercepat, Ia merindukan suaranya yang selalu membuat jantungnya berdetak cepat seriap suara itu memanggil namanya.

Suara langkah kaki menuruni tangga cepat semakin terdengar nyaring, Ia merindukan sepasang mata cokelat nya yang selalu berhasil menenggelamkan dirinya pada tatapan intens dan hangat.

Langkahnya terhenti sesaat untuk menarik napas, ia selalu merindukan tangannya yang selalu menarik tubuhnya masuk kedalam dekapan yang membuat tubuh dan hatinya nyaman.

Suara langkah kaki terdengar lagi,  ia selalu merindukan telapak tangan besarnya yang selalu mengacak rambutnya gemas meskipun kadang hal itu kadang membuatnya kesal,

YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang