YOU [Part 19]

3.1K 384 88
                                    

Yo menarik napasnya dalam, matanya ia tutupkan mencoba mencari ketenangan, karena kepalanya seolah akan meledak, ia menidurkan kepalanya di atas meja menatap lurus kerah pintu kelas yang masih tertutup, ahh kelas ini kapan berakhirnya... Pikirnya kesal dan sedikit menghentakkan kakinya tidak sabar

"Yo tenanglah" Ming menepuk punggung Yo

"Aku tidak bisa tenang Ming" Yo menggetarkan giginya.

"Ada apa dengannya?" Tanya beam dengan bisiknya, Ming memberikan isyarat Pada Beam, dengan gerak mulutnya yang menyebutkan "PHI PHA"....

"Apa?" Beam mengerutkan keningnya bingung bukanya tadi malam Yo menelponya dan mengatakan jika Pha datang ke rumahnya, itu artinya mereka telah baikan bukan? Untuk apa P'Pha datang kerumah Yo jika bukan untuk meluruskan kesalah pahaman mereka, Beam beralih menatap lekat temanya itu Apa yang terjadi sekarang?.

"Yo bangunlah, kelas telah selesai" Yo mengangkat kepalanya dan menatap sekeliling, di depan sudah tak ada profesor lagi dan semua teman sekelasnya telah siap-siap untuk pergi..

"aahh sudah selesai" Yo meraih tasnya juga dan memasukan bukunya kedalam

"Kau bahkan tak menyadari kelas telah selesai Yo?" Tanya heran Ming sambil menggelengkan kepalanya.

"aku pergi duluan ada sesuatu yang harus aku urus" Yo melangkahkan kakinya cepat keluar meninggalkan Ming dan Beam yang menatap kepergiannya dengan wajah bingung mereka.

Yo terus melangkahkan kakinya cepat, dalam kepalanya sekarang hanya ada satu pertanyaan.. "Apa yang terjadi padamu P'Pha?" Yo mengingat percakapannya dengan Ibu Pha tadi pagi saat Pha menjemputnya tapi mereka harus kembali ke rumah Pha karena Pha meninggalkan tugasnya. Yo berakhir beebicara dengan Ibu pha selama Pha mengambil tugasnya di akamrnya.

"Wayo sayang tolong jaga Phana, pastikan dia merasa aman bersama mu"

Kata-kata Ibu.pha terus terngiang di kepalanya, tentu dirinya akan menjaga Pha, ini pasti mengenai Phobia nya Pha tapi raut wajah cemas Ibu.Pha saat berbicara hal itu padanya lah yang membuat Yo memiliki pirasat buruk dalam hatinya, di tambah saat kemunculan psikiater Pha yang jauh-jauh datang dari Inggris ke Thailand, Yo sudah tak begitu marah dengan kejadian kemarin karena Pha telah memberikannya penjelasan tapi sekarang yang membuat hatinya menjadi resah karena hal ini.. apa yang terjadi pada P'Pha hingga membutuhkan Psikiater nya datang dari jauh untuknya.

Yo menggigit bibirnya, kecemasannya semakin meluap saat pikiran-pikiran buruk masuk kedalam kepalanya. Langkahnya semakin ia cepatkan saat matanya melirik jendela basar di sampingnya langit terlihat mendung. Ahh sial jangan turun hujan. Yo berteriak dalam kepalanya dan mulai merubah langkah cepatnya menjadi lari yang ia pacu cepat..

Jangan turun hujan...jangan turun hujan.. aku mohon Tuhan..

Yo terus mengulang perkataan itu dalam hatinya, berharap Tuhan akan mengabulkan permintaannya. Langkahnya berhenti tiba-tiba saat ia mengingat ia tak tahu Pha ada dimana, dari tadi ia lari tanpa arah, Ahh kau bodoh Yo. Yo meruntuki kebodohannya sendiri, dengan cepat Yo merogoh celanya mengeluarkan ponsel nya dan mulai menelepon orang yang sedang ia cemaskan sekarang ya itu Phana.

Tut...tut..tut...tut... aku mohon angkat P'Pha. Pikir cemas Yo dengan nada tunggu yang terus tak berbunyi, tidak ada tanda-tanda panggilannya yang akan di angkat.

"Iya Yo?" Yo menarik napasnya lega setelah sura Pha terdengar dari baik panggilan itu.

"P'Pha kau di mana?" Tanya Yo langsung pada apa yang ingin ia ketahui.

YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang