Yo menatap punggung Pha yang masih melangkahkan kakinya cepat di depannya dengan tangan yang masih menggenggam pergelangan tangannya erat, menariknya untuk mengikutinya paksa. Meskipun langkahnya tak begitu cepat tapi Yo masih beberapa kali tersandung yang mengakibatkan tubuhnya limbung tanpa sepengetahuan Pha.
Pha hanya fokus kedepan tanpa sekalipun menolehkan kepalanya pada Yo di belakangnya. Yo baru kali ini menyadari seberapa dinginnya Phana yang sebenarnya. Forth pernah mengatakan padanya jika dirinya sangat terkejut melihat Pha yang bisa bersikap sangat manis dan hangat, di mata Forth sebelumnya Pha adalah orang yang hanya menunjukkan kepribadian dinginnya dengan minimnya kata yang keluar dari mulutnya, tapi hal itu berubah saat bertemu dengannya, Yo mengerti memang Pha orang yang lebih suka diam tapi untuk perkataan Forth Yo itu, ia sempat meragukan perkataannya, tapi sekarang matanya telah melihat hal itu secara langsung, kepribadian dingin Phana. Yo menatap terus punggung di depannya, perasaan dingin dari sosok Pha di depannya terus menusuk hatinya.
Aku tidak suka perasaan ini!
"P'Pha" bisiknya,
Tak ada jawaban...
Yo beralih melirikan matanya pada beberapa pasang mata yang menatap mereka aneh penuh tanda tanya, membuat Yo sedikit risih. Tapi... Yo menolehkan kepalanya cepat saat ujung matanya mengakap satu lukisan yang ia lewati, Yo memicingkan matanya di sela-sela langkahnya yang terseret oleh Pha.. Lukisan itu menghilang dari pandangannya tapi Yo merasa gambar dalam lukisan itu tak asing baginya, meskipun ia hanya melihat sepintas karena langkahnya yang tak bisa ia hentikan tapi hatinya sempat bergetar karenanya. Yo kembali menatap punggung Pha di depannya dengan kening berkerut bingung. Apa lagi ini?
Yo dapat melihat mereka berjalan memasuki sebuah koridor panjang dengan dinding kaca yang menghiasi satu sisinya menampilkan suasana diluar yang masih hujan deras, Yo membuatkan matanya dan beralih menatap Pha yang masih menariknya, sepertinya ia tak terganggu dengan pemandangan hujan di sampingnya tapi Yo tak bisa meyakinkan hal itu karena matanya kini tak bisa melihat wajah Pha, Oh Tuhan terimaksih karena meskipun dinding ini dari kaca tapi masih bisa meredam suara hujan di luar. Yo kembali menatap ke arah samping menatap Hujan dan langit yang sangat gelap kelabu.
"Ahhh" Yo sedikit berteriak kaget saat ia merasakan tarikan kuat di tangannya, Pha menariknya memasuki sebuah ruangan, Yo siap untuk mengajukan protes tapi.. Yo tertegun dengan pemandangan yang matanya tangkap saat ia menyadari ruang apa yang mereka masuki. Ruangan itu tak terlalu besar dengan seluruh dinding, langit, serta lantai yang menampilkan warna putih bersih. Lukisan-lukisan indah tersusun rapi di atas penyangga Kanvas, setidaknya ada sepuluh lukisan yang mengeliingi ruangan itu , Yo sangat terpesona dengan apa yang ia lihat tanpa ia sadar telah melupakan alasan dirinya berada di sana.
Sementara Yo masih menatap kagum lukisan-lukisan indah di sekelilingnya, Pha menatap Yo dengan mata cokelat nya tanpa bisa digambarkan, tangannya perlahan melepaskan genggaman dari lengan Yo, beralih berdiri di belakang Yo.. dan...
Yo membulatkan matanya saat ia merasakan dekapan ketat dan hembusan napas hangat di lehernya. Pha kini memeluknya dari belakang dengan kepala ia tenggelamkan dalam di tengkuk leher samping Yo. "P- P-ha" Yo semakin membutakan matanya saat tubuhnya merasakan getaran dari tubuh Pha. Apa ini?. Yo berteriak dalam kepalanya, Meskipun getarannya tak sekencang saat Phobianya kambuh dengan sura hujan yang langsung menusuk pendengarannya tapi Yo yakin tubuh Pha bergetar akibat melihat pemandangan hujan saat di kolidor tadi. Yo meraih tangan yang mendekap tubuhnya untuk memutar tubuhnya agar matanya dapat melihat kondisi Pha, tapi Pha tak membiarkan hal itu, Pha semakin mendekap tubuh Yo ketat tak membiarkan Yo bergerak satu inci pun. Yo menyerah dan beralih mengulurkan tangan kanannya menutup telinga Pha dan tangan kirinya mengusap puncak kepala Pha dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU
FanfictionHighest Rank : 103 in Fanfiction Salah satu Risiko untuk menjadi DIAM adalah orang lain dapat mengisi kediamanmu dengan interprestasi mereka sendiri. . ~ Kamu membosankan ~ Kamu menyedihkan ~ Kamu aneh ~ Kamu hanya peduli pada dirimu sendiri Saat m...