Sorry for typo
Paragraf berhuruf miring berarti FlashBack.
Happy reading all ^^.........................☆☆☆☆☆☆........................
"Apa yang Kau lihat Yo?" Tanya Pha penasaran
"Ituuu" Yo kecil menunjuk lukisan di depanya. Pha melirik ke arah telunjuk Yo mengarah. tidak ada yang aneh, pikirnya. Itu hanya lukisan Pohon besar dengan anak kecil yang berjongkok di bawahnya, terlihat biasa.
"P'Pha, bisa lihat anak itu kesepian.. tapi dia tidak sendiri.. ada pohon besar di belakanganya.. pohon itu juga kesepian karena hanya ada satu pohon di sana.. anak itu dan Pohon itu sekarang tidak akan kesepian karena mereka bersama, lihat anak itu tersenyum" Yo menjelaskan dengan polosnya.
Pha hanya menatap lekat lukisan itu. Dan memikirkan apa yang dikatakan Yo padanya.. Yo benar.. lukisan ini memiliki ceritanya sendiri..Pha sangat takjub akan satu lukisan yang awalnya ia pikir biasa saja tapi begitu menakjubkan setelah mendengar pemikiran Yo mengenainya. Setiap lukisan memiliki ceritanya masing-masing.
Pha Tersenyum akan kenangan yang ia ingat, tangannya mengoleskan kuas ke atas kanvas besar di depanya. jika Yo tidak mengatakan hal itu dulu pada dirinya, ia tidak akan menjadi penggila lukisan dan memiliki obsesi menjadi pelukis hebat seperti sekarang.
Pendengarannya mendengar suara getar, Pha melirik kesamping, handponenya miliknya lah yang bergetar. Pha tersenyum melihat siapa yang mengirimnya pesan. Seketika Pha meletakan kuas di tanganya dan meraih handponenya itu.
"P"Pha sedang apa?" Pha tersenyum melihat Pesan dari Yo.
"Aku sedang di ruang lukis, ada kelas" Pha mengetiknya dengan cepat.
"Yo sedang apa?" Lanjut ketik Pha.
Beberapa detik kemudian Yo membalas
"Yo dirumah, tidak ada jadwal hari ini" ah pantas saja Yo begitu cepat membalas pikir Pha.
"Jadwal P Full hari ini T.T"
"FIGHTIIIING P'PHA!!!!!" Pha tersentum lebar melihat balasan Yo.
Pha meletakan kembali Handphonenya. Setelah kejadian Yo mabuk itu, mereka menjadi kembali dekat seperti dulu, mereka menghabisakan hari bersama membicarakan banyak hal hari itu. Tidak butuh waktu lama bagi Yo dan Pha untuk mendapatkan kenyamanan yang mereka miliki saat mereka kecil kemabali. Meskipun Pha tidak yakin dengan hubungan mereka ini. Entah Pha merasakan keinginan yang lebih di dalam hatinya. Tapi Pha tak ingin merusak hubungan yang sekarang dengan Yo. Perlahan... ya perlahan... Pha menyakinkan pada dirinya sendiri.
"Pha kau Tersenyum?" Pekik kaget salah satu teman kelas peremupannya yang duduk di sampingnya.
"Waahhhhh?" Sahut teman perempuannya yang lain terpesona.
Pha melirikan matanya pada mereka sedikit terkejut, Apa apaan mereka ini? Pikir Pha kesal, Pha meraih kuas nya kembali fokus pada lukisan didepanya lagi. Ia mengabaikan pertanyaan teman kelasnya dan tatapan mereka yang menurutnya mengganggu itu.
Di satu sisi Forth menyeringai, Forth duduk tepat di samping Pha matanya terus memperhatikan Pha dari awal saat handphone Pha bergetar, menurut Forth itu sangat menarik melihat perubahan derastis ekspresi temannya ini, Forth yakin Yo yang mengirimnya pesan sekarang.
Pha adalah orang yang dingin dia tidak akan repot-repot mengeluarkan kata-katanya dia hanya akan diam dengan wajah tampanya itu. Senyumnya itu terkesan sangat mahal, Kau tidak akan pernah bisa melihat senyumannya dengan mudah.
Pha berbeda jika bersamanya, mereka akan berbicara layaknya teman karena Pha mengenalnya sudah sangat lama. Yah sedikit ada kemajuan sekarang Pha lebih membuka dirinya setelah pergi ke Inggris contohnya Pha lebih terbuka pada Kit entah karena kepribadian mereka yang sama tau apa, tapi Pha terlihat nyaman saat bebicara dengan Kit, Forth sempat ragu jika Pha dan Kit akan bisa menjadi teman tapi ia bersyukur tiak ada alasan untuk keraguanya itu, Pha tinggal di Inggris sendiri jadi jika tidak bersosialisasi dengan yang lain dia bisa mati disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU
FanfictionHighest Rank : 103 in Fanfiction Salah satu Risiko untuk menjadi DIAM adalah orang lain dapat mengisi kediamanmu dengan interprestasi mereka sendiri. . ~ Kamu membosankan ~ Kamu menyedihkan ~ Kamu aneh ~ Kamu hanya peduli pada dirimu sendiri Saat m...