Pha perlahan membuka matanya saat ia merasakan pergerakan di sampingnya. Pha melirikan bola matanya kesamping dan melihat Forth yang telah bangun dari tidurnya dan mulai mengangkat tubuhnya malas.
“Apa aku membangunkan mu Pha? Maaf” Forth meminta maaf setelah ia melirik kerah Pha yang kini sudah membuka matanya.
“Em....jam berapa sekarang?” Pha mengangkat tubuhnya, duduk dan menyandarkan punggungnya pada tepat tidur.
“Baru jam 7.. tenang saja yang lain pasti masih tidur” jelas Pha, tapi Forth mengerutkan keningnya melihat Pha di depanya.
“Ada apa dengan wajah mu? Kau masih kesal karena harus satu kamar denganku bukan dengan Wayo?” Forth menggoda Pha dan terkekeh kecil saat ingat bagai mana saat pembagian kamar tadi malam.
Pha terus memasang wajah dinginnya karena itu.
“Yo sendiri yang tidak mau satu kamar denganku” Pha menatap Forth datar.
“Yaahhh Pha!...hanya melihat wajah merahnya Yo aku sudah mengerti dia menolak satu kamar dengan mu karena malu atau terlalu gugup” Forth kini menarik kursi kecil meletakkannya di dekat jendela dan mendudukinya santai,
“Dari saat kalian kembali dari balkon, wajah Yo terus memerah...katakan apa yang telah kau lakukan padanya?” Forth menatap Pha dengan wajah curiganya.
Pha yang mendengar apa yang dikatakan Forth, benar-benar tidak bisa menahan senyumnya lagi. Ingatan saat dirinya mencium Yo tadi malam dan reaksi Yo yang membuatnya bahagia, kembali masuk dalam kepalanya berputar seperti film, ingatan itu sangat jelas.
“Yah... Mr. Phana Kongtanin berhenti tersenyum, seyumanmu membuatku merindng.. katakan apa yang terjadi?” Forth menatap aneh Pha dengan tingkah temanya ini yang tersenyum tak jelas sekarang.
Ini pertama kalinya Forth meliat Pha semudah ini untuk tersenyum dengan ekspresi wajah bodoh seperti ini saat bersama Forth. Forth berpikir itu sangat menyeramkan, Pha dengan wajah datarnya lebih membuatnya nyaman karena Forth sudah terbiasa dengan wajah datar Pha tapi tidak dengan senyuman bodoh di wajahnya, itu membuat Forth merinding.
“Aku mencium Yo” Pha berbisik dan mengalihkan pandangannya dari Forth kesembarang arah, Pha siap di ejek oleh Forth sekarang.
“WHAT? Kau melakukan apa Pha?”
Forth berdiri dari duduknya berlari cepat menghampiri Pha dan meloncat ketempat tidur, mencondongkan wajah kagetnya ke arah Pha.
Ah..Sial aku menyesal memberitahunya... Runtuk Pha dalam hatinya saat melihat reaksi Forth di depanya.
“Aku tidak akan mengulanginya!!” jawab Pha ketus, dan mendorong wajah Forth menjauh dengan telapak tangannya.
“Waaaahhh... sulit dipercaya” Forth menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur dan mulai tertawa terbahak-bahak.
“Oh My God!! pantas saja Yo terus memerah..hahaha.. Kau tak terduga Pha” Forth terus tertawa.
Pha menatap Forth tajam, memutar bola matanya kesal. Pha memincingkan matanya dan mulai menarik kakinya, dab menendang Tubuh Forth berkali-kali dengan kaki panjangnya itu, Meskipun Forth terus tertawa tak berhenti...
Apa aku ini hiburan untukmu!!
“Berhenti tertawa... tidak lucu!” Pha terus menendang-nendang tubuh Forth kesal.
"Aku tahu...aku tahu...berhenti menendang ku Pha" Forth mengangkat satu tangannya tanda ia menyerah, karena tendangan Pha cukup menyakitkan untuknya.
Forth mencoba sekuat tenaga menghentikan tawanya.. Forth menarik napas dalam.. dan mulai mengangkat tubuhnya dan duduk tegak menghadap kearah Pha, diam sejenak untuk mengatur napasnya.. kemudian berkata...
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU
FanfictionHighest Rank : 103 in Fanfiction Salah satu Risiko untuk menjadi DIAM adalah orang lain dapat mengisi kediamanmu dengan interprestasi mereka sendiri. . ~ Kamu membosankan ~ Kamu menyedihkan ~ Kamu aneh ~ Kamu hanya peduli pada dirimu sendiri Saat m...