5

27.7K 803 8
                                    


"Lo di mana bro? Gue ke Hotel dan katanya lo nggak ada?"

"Lagi di tempat SPA. Ke-" belum selesai Genta menjawab pertanyaan tersebut, lawan bicaranya sudah ketawa girang mendengar jawaban Genta dari speaker ponselnya barusan.

"Lo apa Gen? Tempat SPA Gen? Lo lagi nggak pusing ngehabisin duit lo kan?"

"Shit!"

Suara tawa kembali terdengar diri seberang telepon. Namun seketika tawa itu hilang bergantikan suara parau mengingatkan. "Lo udah tahu belum Gen kabar terbaru mengenai Debby?"

Debby Sastra Rahardja, putri tunggal dari Menteri Keuangan di Indonesia. Sudah bisa menebak kan, kalau Debby berasal dari keluarga terhormat dan pastinya berada.

Namun sayang, sikap dan sifatnya tidak seberada itu. Ia di segani karena kedudukan orang tuanya, bukan karena dirinya sendiri.

Berbeda dengan Jeannie yang mencoba menjadikan dirinya di pandang dengan kerja kerasnya sendiri, bukan karena kedudukan orang tuanya.

"Nggaklah. Ngapain juga." Hening menyelimuti keduanya dalam kurun waktu lebih dari sepuluh detik. "Gue udah tunangan sama Jean kalau lo lupa."

Ananta kembali tertawa, namun seperti di paksakan. Kembalinya Debby ke Indonesia setelah empat tahun menghilang membuat Ananta sedikit takut. Takut jika Genta menyakiti Jeannie dan Jeannie yang akan berakhir dengan keadaan menyedihkan.

Ananta memang mencintai Jeannie, tapi itu dulu saat Jeannie belum resmi menjadi tunangan Genta. Sampai saat ini memang Ananta masih menyukai Jeannie, namun hanya menyukai, sebatas mengagumi karena Jeannie memang pantas di kagumi. Bukan menyukai, lalu mengagumi dan berakhir dengan mencintai terus menerus terobsesi untuk memilikinya, bukan begitu.

Ananta itu tampan, dan dia cukup sadar diri bahwa 'lelaki tampan tidak pantas mengambil milik orang lain'

"Gue khawatir aja kalau Debby ngapa-ngapain Jeannie."

Hening lagi. Kedua lelaki dewasa dan berkuasa tersebut sama-sama sedang memfokuskan pikiran mereka kepada satu sosok menggemaskan yang saat ini masih berbaring di ranjang akibat pingsan menerima hadiah dari tunangannya beberapa saat yang lalu.

"Debby nggak akan senekat itu. Dia juga pasti tahu kalau Jean bukan wanita sembarangan. Lagi pula apa dia nggak mikirin posisi bokapnya."

"Iyasih tapi ya menurut gue.... ah sudahlah, jaga Jeannie bro jangan di sakitin. Dia itu 1001, susah nyarinya."

"Hm."

"Jangan ham hem ham hem aja lo. Lo mau gue tikung? Secara Jeannie it-"

"Cari bangkrut lo?" Iyalah sudah pasti Genta cemburu dan naik pitam mendengar suara Ananta yang menurutnya tidak ada lucu sama sekali.

"Wess santai bro. Omongan lo ngeselin ya kalau lagi cemburu. Udah deh gue mau balik dulu, ada janji makan siang sama seseorang."

"Nggak main sendiri lagi dong lo." Mereka layaknya perempuan jika sudah pada suasana seperti ini.

"Bangsat." tut tut tut . Sambungan telepon terputus saat Genta tertawa puas karena ucapannya sendiri.

✅️ 4. ThunderstruckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang