25 (TAMAT)

7.7K 363 22
                                    

Keesokan harinya, Mario datang berkunjung ke rumah Genta bersama dua orang pengacara lainnya yang sempat menangani kasus perceraian Jeannie dengan Genta.

Niat awal ingin meminta maaf karena terlalu lancang dengan sangat sengaja membuat Jeannie kesusahan untuk melancarkan aksi tuntutan perceraiannya kepada Genta. Yang tidak diketahui Mario, Genta bahkan tidak menginginkan hal itu pula.

Ketiga pengacara tersebut berdiri di depan pintu rumah dengan wajah tegang. Khawatir jika Genta akan murka dan menuntut mereka karena mempersulit.

Namun saat ketukan kembali Mario layangkan pada pintu jati tersebut dan Jeannie muncul dari baliknya, mereka tanpa sadar menghembuskan napas lega.

"Kok di sini Jean?" Tanya Mario yang diangguki Jeannie sebagai jawaban.

"Silahkan masuk." Katanya diikuti ke tiga laki-laki dengan pakaian formal tersebut.

"Cari Genta?" Tanyanya lagi saat ketiga laki-laki tersebut sudah duduk di ruang tamu. Mereka bertiga mengangguk. "Aku panggilin bentar."

Sepeninggal Jeannie, mereka bertiga berkutat dengan pikiran masing-masing. Salah satunya, apakah Jeannie sudah berbaikan dengan Genta?

Rasanya seperti berjalan melawan arah. Jeannie yang tadinya bersikukuh pada pendirian bahwa perceraian ialah jalan satu-satunya yang masalahnya miliki.

Sepersekian menit berubah total hanya karena menyadari bahwa Genta dengan segala sikap gentleman milik lelaki dewasa tersebut memang pantas mendapat kesempatan kesekian darinya.

Setelah kemarin dengan sengaja Genta menyerahkan Melati digendongan perempuan yang masih menjadi istri sah nya tersebut, semuanya seolah berjalan datar dan kembali ke keadaan normal.

Normal yang tanpa masalah berarti.

Genta yang berjalan keluar kamar menghampiri anak laki-lakinya dan Jeannie yang menina bobokkan Melati di dalam kamar.

Detik berganti menit, mereka yang berada di satu atap itu melakukan kegiatan seperti biasanya tanpa masalah berarti. Jeannie yang seolah meredam masalah dan Genta yang gencar mencari perhatian Jeannie lewat anak mereka.

Hingga sore menjelang, Jeannie juga lah yang memandikan Michael dan Melati. Membuatkan makan malam untuk mereka lalu menidurkan mereka juga di kamar masing-masing. Meski dengan bantuan orang Jeannie, tapi tidak begitu berarti apa-apa.

"Tumben rame-rame?" Genta datang menyambut dari ruang tengah. Kalimat tersebut lebih membuat ketiga Pengacara handal tersebut seolah disentil keningnya.

Mario menggeleng diikuti kedua Pengacara lainnya. "Bro, dia kok di sini?"

Tahu siapa yang ditanyakan Mario, Genta mengangguk disertai senyuman jahil.

"Nggak sengaja apa gimana?" Salah satu Pengacara lainnya ikut bertanya. Anggukan sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut.

"Jadi kenapa?" Genta bertanya lagi.

Ketiga Pengacara di depan Genta sibuk mengeluarkan beberapa lembar kertas masing-masing. Berisi butir pasal dan hal lengkap lainnya mengenai syarat perceraian.

"Gini," Mario lebih dulu menyodorkan lembaran tersebut ke arah Genta pada meja ruang tamu. "Gue dan yang lainnya minta maaf sebelumnya. Jeannie berulang kali minta kita urus perceraian kalian tapi kita nggak mau. Ya gimana sih, Michael masih kecil begitu."

Sebenarnya baru beberapa kata yang diucapkan Mario, Genta pun paham arahnya. Tapi demi tidak memotong ucapan Mario, Laki-laki itu memilih diam, berusaha untuk tidak tertawa lepas dan juga tidak bisa berhenti menggerakkan kakinya yang seolah tidak mau bekerja sama di ajak diam terlebih dahulu.

"Iya. Kami bertiga minta maaf sedalam dalamnya. Bukan maksud kami mempersulit. Tapi di lihat dari segi manapun, kalian sebenarnya memiliki banyak pilihan untuk menyelesaikan permasalahan rumah tangga kalian." imbuh pengacara yang lain.

Tidak ada kata yang terucap dari Genta membuat Mario kembali melanjutkan ucapannya. "Kita kesini bermaksud membantu melanjutkan kalau Jeannie masih mau menggugat cerai lo."

——

Keputusan tetaplah keputusan. Jeannie itu memiliki pendirian yang keras. Maka dari itu, sebanyak apa pun orang meminta padanya untuk mengalah pada sakit hati dan egois miliknya, pemenangnya tetaplah pendirian yang keras.

Mereka berdua berakhir di ruang persidangan beberapa minggu setelahnya.

Genta dengan secara suka rela meminta tolong kepada Mario untuk mengurus dengan cepat supaya keinginan sang kekasih hati terpenuhi dengan waktu yang cepat.

Hakim mengetuk palu dan berakhirlah hubungan keduanya sebagai suami istri.

Hak asuh Michael jatuh kepada Genta karena banyak keadaan yang memang demikian.

Jeannie tentu merasa hancur, namun lebih dari itu. Keinginan perempuan itu terpenuhi dengan tanpa halangan mulai saat ini.

Meski pada kenyataan perceraian bukanlah akhir dari sebuah hubungan dua orang. Akan tetapi, mereka tidak harus saling menyiksa di bawah perasaan tekanan dan keegoisan semata.

❤️💛💚

HAIIIIIIIII

END GUYS

🙏🏻😇

Akhirnya sesuai harapan kamu nggak?
Engga pasti ya 😶‍🌫️😄

✅️ 4. ThunderstruckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang