Pergumulan Bait

123 3 0
                                    

di antara kepak burung tanpa nyanyian
kuserahkan harap menggantung
di mata matahari pada pagi
di mata rembulan pada malam

dalam desir angin berkesiut
kutitipkan segala rasa yang tak tereja
pada angkuh dahan-dahan ringkih
pada teguh daun kerontang yang merenggas

lewat musim yang telah berganti
kuceritakan kaki yang memilih pergi
lewat mendung yang lenyap oleh hujan
lewat basah tubuh oleh luka yang menghujam

ke ujung jalan pulang yang selalu sama
hingga purba menemu punah
kuramu kisah bahagia tanpa suara
tentang penantian yang tak sejalan nalar

pada kata-kata yang tak terbaca
kususun satupersatu rima penuh duka
dengan larik pasrah sebab menyerah
dengan personafikasi rasa dan logika yang beradu cakar

dan sebelum titik yang mengakhiri puisi ini
kudermakan takdir tanpa belas kasih
dengan pergumulan sengit pada setiap baitnya
menjadikan baris demi baris adalah tangis yang tak kuasa pecah

Juli '17
Ranu Ambara

BAIT KURUSETRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang