Sekali saja musim jangan berubah
Kenangan musim panas mengelilingi
Detak jantung yang tiba-tiba menghilang
Seperti keramaian festival yang telah usaiSebentar lagi, lebih lama lagi
Satu cerita belum tuntas kita bacakan
Dari satu perbincangan ke perbincangan lain
Kita mengkristalkan hujan dalam mendungSedikit lebih lama lagi
Aku belum ingin kuyup dari gerimis
Menyerupa jarum yang rintik menitik
Sementara kau pergi meninggalkan ceruk di wajah waktuHujanpun datang, musimpun berubah
Semerbak rindu tercium dari liang penantian
Bersama hujan turun menjelma ketabahan
Entah akan kau tangkap atau kaubiarkan menguap* * *
: nikmati ketabahan rindu lewat desis gerimis yang digaduhkan petir. Lewat gigil sajak ini aku berusaha memelukmu, memanggilmu, meneriakkan namamu keras-keras meski tak berbalas --mencarimu di setiap waktu yang semakin menyesak pilu.
Juni '17
Ranu Ambara
KAMU SEDANG MEMBACA
BAIT KURUSETRA
PoesíaKelak bacalah bait-bait ini, sebagai sebuah perayaan sepi dari hati yang terlampau kecewa; tentang bengisnya kehilangan tanpa kerelaan yang menjelma menjadi hantu-hantu tanpa belas kasihan yang segera mencengkeram malam demi malam, menjadikannya ner...