Pesawat yang Nara tumpangi bersama suaminya sampai di Bandar Udara Internasional Melbourne, Tullamarine, Australia, setelah melalui tujuh jam perjalanan. Bulan Agustus, di mana Melbourne merupakan kota dengan suhu rendah dengan curah hujan tinggi. Tapi lebih baik dari pada di bulan Juli. Mereka sudah bersiap dengan baju berlapis demi menjaga suhu tubuh.
Nara berjalan bersisian dengan Reinan. Untuk kali ini, ia tak lagi sibuk membawa travel bag milik tuannya. Reinan memilih membawanya sendiri. Bukan berarti Nara pernah jadi asisten kemudian setelah menjadi istri diperlakukan sama, bukan? Nara hanya mengedikkan bahu tak masalah saat Reinan mengambil alih barang bawaan itu.
Lusi bilang ia sudah lebih dulu berangkat ke Melbourne, jadi Reinan hanya berangkat berdua saja dengan Nara. Itu jauh lebih baik daripada mereka berangkat bertiga. Lusi terlalu banyak bicara dan mengatur-atur mereka berdua. Jangan duduk terlalu dekat di depan umum. Jangan makan berdua. Jangan berjalan bersisian, Nara harus di belakangnya dan jangan sok akrab. Nara harus bersikap seperti asisten, bukan sebagai istri. Tidak boleh saling bersentuhan apalagi bergandengan tangan. Dan sejuta aturan lagi yang membuat Reinan jengah.
Bahkan mereka berangkat berdua saja Lusi sibuk mengurus ini itu. Terutama mengatur apartemen yang mereka singgahi selama di Melbourne. Ia bilang mereka harus tidur dalam kamar terpisah, jadi Lusi sengaja memesan apartemen dengan dua kamar. Ia terlalu takut ada mata-mata yang berusaha mencari bahan berita untuk majalah gosip mereka.
Reinan menghela napas kasar. Ia semakin tak mengerti dengan Lusi. Ia menghentikan langkah bersamaan dengan Nara yang buru-buru melepas pegangannya dari lengan Reinan.
"Hai, Sayang!" Mia berlari kecil menghambur ke dalam pelukan Reinan.
Ternyata ini tujuan Lusi berangkat lebih awal. Ia sengaja berangkat bersama Mia. Karena sudah pasti Reinan akan menolak bila Mia ikut bersamanya.
"Apa-apaan ini?" gumam Reinan pada Lusi.
"Gosip, Rei. Besok akan ada wartawan tabloid yang datang membuat berita Mia menemanimu dalam pemotretan. Romantis, bukan?" terang Lusi dengan suara lirih. Kepalanya bergerak ke kiri dan kanan layaknya pemain dalam film India yang sedang bicara.
Mia tersenyum sambil mengedikkan bahu. Dengan sigap ia merangkul lengan Reinan dan meminta Nara membawakan travel bag. "Bawakan handbag-ku juga, Nara," perintahnya sambil menyeret Reinan untuk berjalan bergandengan.
Nara tersenyum masam. Oh, Tuhan! Ini sungguh ujian!
**
Nara sudah cukup bersabar dengan cara Mia mengeksploitasi Reinan darinya. Ia sendiri tidak mengerti di mana sikap profesionalnya hingga cemburu tiba-tiba menyerbu dan menghunjam pikiran dan perasaannya. Ya, awalnya Nara sudah bersiap dan akan memakan segala risiko sebagai istri seorang super model. Tapi bagaimanapun juga, Nara adalah wanita biasa yang bisa saja cemburu saat suaminya lebih sering berdekatan dengan wanita lain sementara dirinya diperlakukan seperti pembantu oleh Mia.
Seperti saat ini, Nara sibuk menusuk chicken steak-nya dengan kasar karena api cemburu yang terus membakar. Mereka berempat sedang makan malam di sebuah kafe. Nara duduk bersanding dengan Lusi dan jangan tanyakan Reinan bersanding dengan siapa. Sudah pasti dengan Mia. Mia asyik bercerita ini itu, Reinan hanya menanggapi seperlunya. Hanya saja wanita bernama Mia itu tipe agresif yang pantang menyerah. Tidak ada yang mengerti bagaimana perasaan Nara sekarang. Lusi juga asyik mengajak Reinan dan Mia bicara masalah kerjaan. Nara lebih memilih diam dan sesekali dengan ujung matanya melirik Reinan dengan kesal saat Mia nekat menyodorkan salad buah dari garpunya ke mulut Reinan.
Tidak ada yang memperhatikan Nara, camkan itu! Tidak ada! Nara mengumpat dalam batin.
Nara membanting pintu dengan keras saat acara makan malam selesai dan kembali ke apartemen. Reinan sempat berjingkat terkejut dengan cara Nara yang mulai kasar. Debuman pintu kembali terdengar saat Nara masuk ke kamar mandi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Selebgram in Love
Romance[Repost] Narayana Pratiwi yang mendadak hidupnya seperti di negeri dongeng. Namun, tak selamanya hidup layaknya di dongeng itu indah. Reinan Wiryawan, laki-laki sedikit bicara yang tiba-tiba meminta asistennya---Narayana Pratiwi untuk menjadi istri...