Sepuluh

9K 898 30
                                    

Reinan berjalan menyusuri koridor menuju kamar apartemennya. Kedua telapak tangan sudah ia jejalkan ke dalam saku jaket tebal yang dikenakan. Udara Melbourne dengan curah hujan tinggi memang kerap membuat ia kedinginan. Ide gila Mia dan Lusi yang mengajaknya membuat video kencan di Lygon Street. Rencananya Mia akan mengunggahnya ke akun Youtube-nya.

Reinan tersenyum miring. Lihat saja nanti mana yang akan lebih viral. Vlog Mia yang menampilkan kencan pura-pura mereka, atau model pasangan pendatang baru untuk Reinan. Sejujurnya, Reinan lebih memilih berita kedua yang menjadi viral. Akan menyenangkan bekerja bersama Nara yang selalu memberikan reaksi berlebih akan sikap cueknya. Seulas senyum tipis terlintas di bibir Reinan. Mengingat Nara sungguh membuat dunia yang selama ini ia tapaki terasa berbeda.

Suara Nara yang pas-pasan terdengar sedang menyanyikan lagu. Reina menutup pintu perlahan, tak ingin mengganggu kesenangan wanita bermata lebar dengan bulu mata lentik bernyanyi. Nara tampak sedang menyusun sesuatu di meja pantry. Sepotong sandwich isi daging asap dan selada serta tomat tertata rapi di piring, berjajar dengan segelas susu hangat. Bunyi klik dari kamera yang Nara pegang terdengar saat Nara menekan tombol kamera.

Selesai mengambil gambar beberapa kali, tubuhnya bergerak mengikuti lagu. Entah lagu apa Reinan tak tahu karena Nara mendengarkan melalui ponsel yang ia hubungkan ke headset di telinga. Reinan semakin asyik mengamati Nara seraya menyandarkan punggung ke dinding.

...

Hey, soul sister, ain't that Mr. Mister on the radio stereo.

The way you move ain't fair you know.

Hey, soul sister I don't want to miss a single thing you do.

Tonight.

Heeey ... heeeey ... heeeey!

....

(Soul Sister, Train)

Nara berputar, berjingkat tak keruan. Kemeja kebesaran berwarna putih polos tampak bergerak mengikuti tubuhnya. Reinan baru sadar itu kemejanya yang dipakai Nara. Reinan hampir terkikik, namun tertahan saat Nara berhenti bernyanyi dan matanya mengerjap menemukan Reinan.

Nara melepas headset. "Eh, udah balik? Kamu mau makan apa malam ini?"

Reinan tak menyahut, ia hanya menghampiri Nara ke meja pantry dan duduk melahap sandwich Nara.

"Ya, sudah, kalau tidak mau makan apa-apa." Nara menarik kursi dan duduk di sebelah Reinan, menemaninya menghabiskan makanan dan segelas susu.

"Kamu masih suka upload foto di akun Instagram?" Reinan bersuara setelah usai meneguk susu hingga hampir tandas.

Nara mengangguk. "Aku boleh minta foto-fotoku yang kamu ambil diam-diam nggak, Rei?" tanya Nara.

Reinan tak menyahut, ia hanya merogoh ponsel dari saku celana slim fit yang ia kenakan. "Ambil kalau mau. Ada di folder Reinara," ucapnya seraya meletakkan ponsel ke meja dan berlalu ke kamar.

Alis Nara terangkat. Reinara? Sejak kapan Reinan mempunyai panggilan khusus untuk mereka berdua? Nara mengedikkan bahu, ia memilih tak ambil pusing. Toh, gabungan nama itu terdengar manis. Reinara, Reinan dan Nara. Nara tersenyum bangga.

Sepertinya akan memakan waktu lama bila ia harus memindah foto ke ponselnya. Mungkin membuka akun Instagram melalui ponsel Reinan tak apa. "Rei! Aku upload lewat ponsel kamu, ya?!" tanya Nara setengah berteriak.

Nara tersenyum saat mendengar jawaban 'iya' dari pemilik ponsel. Semua berjalan lancar hingga Nara menuliskan caption dan membagikannya. Notif pesan bertuliskan 'mama' membuat Nara penasaran.

Selebgram in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang