Sebelas

8.9K 922 60
                                    

Nara berulang kali mengutak-atik akun Instagram-nya. Keningnya berkerut saat ia berulang kali gagal log in. Semenjak ia sampai di Jakarta, sudah seharian ini akun Instagram-nya tak bisa dibuka. Nara tampak uring-uringan mengingat banyak tawaran endorse yang masuk. Bila akun yang telah memiliki ratusan ribu followers itu tak bisa dibuka, bagaimana bisa dia mengunggah foto untuk keperluan endorsement.

Segala macam daya ia kerahkan untuk mengingat kembali sandinya, tapi ia yakin tak mungkin lupa. Nara mendecakkan lidah saat ia teringat sesuatu. Ditatapnya Reinan yang sedang asyik berjalan di atas trademill. Ia bangkit dari kursi panjang yang sedari tadi ia duduki.

"Rei, berikan ponselmu," pinta Nara dengan kedua mata menyipit seolah mengancam.

Reinan tak menyahut, ia justru menghentikan aktivitas olahraga, meraih botol mineral di meja dan meneguknya sedikit.

"Rei," erang Nara seraya mencekal lengan Reinan untuk menghadap padanya. "Kamu yang ganti pasword-ku, ya, 'kan?"

Laki-laki yang hanya mengenakan jogger sport dan bertelanjang dada itu berkacak pinggang menatap tajam ke arah Nara. "Kenapa kamu menuduhku?"

"Aku yakin aku tidak pernah mengganti pasword-ku. Makanya aku mau lihat ponsel kamu. Aku sudah menambahkan akun Instagram-ku di ponselmu," terang Nara.

Reinan hanya mengedikkan bahu. Ia hampir berlalu saat Nara kembali mencegahnya. "Bukan aku, Ra," sanggah Reinan.

"Berikan ponselmu dulu," paksa Nara seraya memaksa meraba saku jogger sport Reinan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berikan ponselmu dulu," paksa Nara seraya memaksa meraba saku jogger sport Reinan. Reinan terus berusaha menghindar sampai Nara ternyata tak menemukan ponsel di saku Reinan.

"Mana ponselnya?" tanya Nara lagi dengan wajah merajuk.

Reinan kembali hanya mengedikkan bahu dan berlalu tak peduli. Nara mencebikkan bibir. Ia yakin pasti Reinan yang menggantinya, meski Nara belum yakin apa alasan Reinan mengganti pasword-nya.

**

Seharian ini Nara bungkam dan tak bersuara sedikit pun pada Reinan. Itu cukup membuat Reinan uring-uringan. Belum lagi saat menyiapkan makan malam tadi Nara semakin menunjukkan aksi protes dengan tak mau menatapnya saat diajak bicara. Istrinya hanya menjawab setiap pertanyaan Reinan dengan anggukan kepala atau menggeleng.

Reinan mengembuskan napas perlahan sembari memiringkan tubuh menatap Nara yang sudah tertidur pulas sejak sejam yang lalu. Ia hampir melekatkan kening di kening Nara saat ponselnya berdenting menunjukkan notif Instagram yang masuk. Ia meraih ponsel. Kedua alis Reinan terangkat saat membaca DM dari seorang laki-laki yang masuk ke Instagram Nara.

Anthonio_08 Hai, Nara. Apa kabar? Besok ke kampus bareng gimana?

Anthonio_08 Kamu sibuk, ya?

Anthonio_08 Nggak pernah bales DM-ku akhir-akhir ini.

Cukup. Reinan menghapus DM dari laki-laki antah berantah yang menyambangi akun Nara. Dengan sigap ia meraih Nara dalam pelukan dan ... klik. Perlu beberapa detik saja foto itu terunggah di akun Nara. Sebelah ujung bibir Reinan terangkat. Sepertinya ini akan sukses mengusir mereka yang berani mendekati Nara. Foto Nara dalam pelukan laki-laki yang tak terlihat wajahnya. Bahkan wajah Nara tampak damai di bawah naungan telapak tangan Reinan yang megusap rambutnya.

Selebgram in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang