"Jaga dia, Forth, kuharap kau mengambil kesempatan ini untuk memenangkan hatinya." Phana menepuk ringan bahu kiri Forth.
"Bagaimana aku bisa melakukannya jika dia dalam keadaan mabuk?" Forth menghela napas sambil melihat bibir merah Beam yang basah.
"Aku tak tahu. Kau akan memikirkan sesuatu. Lakukan sebisamu. Bawa dia ke tempatmu atau lakukan apapun yang menurutmu akan membantumu memenangkan hatinya." Phana menyarankan, berharap dari semua kalimatnya, salah satu sarannya bisa membuat Forth untuk merencanakan langkah selanjutnya.
"Lebih mudah mengucapkan daripada melakukannya. Kau tahu bagaimana Beam .. Aku mungkin akan dipukuli olehnya nanti." Forth terkekeh sambil jarinya membelai rambut Beam.
"Itu resiko yang harus kau terima. Aku akan pergi sekarang. Good luck!" Phana mencengkeram bahu Forth untuk menunjukkan dukungannya sebelum dia pergi untuk bergabung dengan yang lain yang telah menunggunya di tempat parkir.
"Astaga, Beam .. Apa yang harus kulakukan denganmu?" Forth mendesah saat ia meraup Beam di pelukannya, dan membawa ke mobilnya. "Kemana aku harus membawamu?" Forth masih berfikir tentang apa yang harus dilakukan saat ia mengemudikan mobilnya dari tempat parkir. Tapi setelah memikirkan semuanya, Forth memutuskan untuk membawa Beam kembali ke penthouse-nya.
Beam masih tak sadar saat Forth membaringkannya di tempat tidurnya. Forth ingin meninggalkan Beam dalam keadaan seprti itu, tapi bau alkohol di tubuh Beam benar-benar membuat tidak nyaman.
"Maaf Beam, tapi aku perlu mengganti baju dan membersihkanmu." Forth menguatkan dirinya saat menanggalkan pakaian Beam dan menyekanya dengan kain basah, untuk menghilangkan bau tubuhnya. "Kuharap kau sadar saat aku melakukan ini, Beam."
"Aku sadar, Forth." Beam bergumam dengan suara serak dan dia membeku saat mata mereka bertemu. Bagaimana dia bisa tertidur saat merasakan seseorang menyentuhnya.
"Kau bangun?" Forth terkejut.
"Dimana aku?" Beam dengan cepat mengalihkan pandangannya dan mengamati sekeliling ruangan.
"Kau di kamarku di dalam penthouseku.""Kau memiliki penthouse? Tapi kenapa aku di sini?" Beam menggigil saat Forth terus mengusap tubuhnya dengan kain basah.
"Phana memintaku untuk mengurusmu setelah kau tidak sadar."
"F.. Forth.. tanganmu." Beam bergidik karena jari Forth berada di puting kanannya.
"Oh, maaf, aku .. aku hanya berusaha membersihkanmu." Forth dengan cepat menarik tangannya.
"Mungkin..jika kau tak keberatan, aku ingin membersihkan diri di kamar mandimu." Beam perlahan duduk dan dengan cepat menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang setengah telanjang. "Kau .. kau melepas pakaianku."
"Maaf, tapi aku harus. Lihat, Beam.. aku tidak bermaksut apa-apa. Aku hanya berusaha untuk membersihkan tubuhmu. Karena kau sudah bangun, kau bisa mandi atau kau dapat menggunakan bak mandi juga. Semua yang kau butuhkan, kau bisa menemukannya di kamar mandi. Dan setelah selesai mandi, kenakan apapun yang kau inginkan dari lemari pakaian. " Teriak Forth sambil menunjuk ke sebuah ruangan kecil.
"Aku akan menunggumu di bawah." Forth menambahkan sambil ia mengambil pakaian Beam untuk dicuci dan meninggalkan ruangan dengan cepat.
*Lanjut???
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY HOME (ForthBeam Fanfict)
FanfictionBeam, pria manis yang telah mencuri hatinya, namun ia bahkan tak tau bahwa dia telah memilikinya. Aneh sekali kalau Forth benar-benar jatuh cinta pada seseorang dari jenis kelamin yang sama, apalagi dia seorang casanova.