Forth memeluk Beam dari belakang di tempat tidur sementara ia bersandar pada kepala tempat tidur. Dia mendengarkan setiap detail yang disampaikan Beam tentang Pan. Dia benar-benar kehilangan kata-kata dan tidak percaya bahwa ceritanya nyata. Tapi dia tahu bahwa Beam tidak akan berbohong tentang Pan. Hanya saja sulit untuk menerima bahwa itu benar-benar terjadi.
Beam masih terisak. Berbicara tentang Pan telah membuatnya menyadari betapa ia merindukan gadis itu. Pan adalah pacar pertamanya. Tapi Beam tidak pernah tahu betapa menyakitkan hidupnya sampai dua hari setelah kematiannya lewat surat yang dia terima. Kalau saja Pan memberitahu yang sebenarnya, Beam akan melakukan apapun untuk menyelamatkannya.
Forth menyeka air mata di wajah merah Beam dan memberi ciuman ringan di dahinya.
"Kau benar, Beam. Aku rasa Pring tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika dia tahu tentang kebenarannya." Forth akhirnya mengerti. Beam punya alasan untuk tidak mengatakannya. "Tapi Beam, apa kau tidak berpikir dia juga punya hak untuk tahu tentang kebenarannya? Bagaimanapun, orang yang terlibat dalam hal ini telah meninggal dunia."
"Dia meninggal?Bagaimana bisa?"
"Kecelakaan mobil. Dua minggu setelah pemakaman Pan."
"Benarkah? Aku tidak tahu karena orang tuaku memutuskan untuk pindah setelah kejadian itu. Mereka terluka karena aku telah dituduh sebagai penyebab kematian Pan."
"Aku ikut sedih mendengarnya. Kau pasti juga menderita karena kematiannya." Forth memeluk Beam-nya lebih erat.
"Forth, kau pergi ke pemakaman Pan?"
"Ya, aku datang. Kenapa kau bertanya?"
"Aku menghadiri pemakamannya juga, tapi kenapa aku tak melihatmu di sana? Tidakkah kau berpikir itu tidak masuk akal?" Beam menanyai pria itu.
"Aku juga berpikiran yang sama. Lucu sekali karena kita berdua dekat dengan keluarga itu, tapi tidak pernah bertemu sama sekali. Aku rasa semua terjadi karena suatu alasan. Sama seperti kasus Pan ini. Jika Pan masih hidup, aku tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk bersamamu. " Forth mengangkat wajah Beam dengan telunjuknya dan menyapukan bibirnya pada bibir Beam untuk menunjukkan bahwa dia senang memilikinya.
"Hmm ... Aku rasa kau benar." Beam tersenyum dan meringkuk di bawah dagu Forth.
"Jadi, Baby Beam ..., Daddy Forth lapar."
"Lapar? Kau ingin aku memasak untukmu?" Beam duduk tegak dan menyipitkan mata ke arah Forth.
"Kau tak harus memasak. Karena kaulah makananku untuk hari ini." Jawab Forth sambil menatap Beam dengan mata yang penuh nafsu.
"Hmm.. Aku makananmu, apa kau ingin memakan aku, sekarang?" ( lol... ane ngikik bacanya -cha)
Forth mengangguk kencang.
"Tapi .. tapi .., kita memiliki kelas besok. Kasihanilah aku .." Beam memohon, dengan kedua telapak tangannya menyatu membungkuk pada Forth penuh semangat.
Forth kecewa. Tapi dia juga tahu bahwa Beam sudah lelah.
"Baiklah. Ayo kita tidur. Kau perlu istirahat lebih banyak dariku, dokter masa depanku." Forth berbaring di tempat tidur dan menepuk-nepuk tempat di sampingnya.
"Aku akan tidur setelah aku memeriksamu." Beam menjawab dengan nakal.
"Apa..apa yang kau lakukan?" Forth terkejut saat Beam menurunkan celana Forth dan mengulum penisnya.
"Aku sedang memberimu hadiah." Beam menyeringai dan mulai memberi Forth blowjob pertamanya sebagai hadiah untuk semua yang sudah dia lakukan hari itu.
*yeeeeeeyyy..update :v
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY HOME (ForthBeam Fanfict)
FanfictionBeam, pria manis yang telah mencuri hatinya, namun ia bahkan tak tau bahwa dia telah memilikinya. Aneh sekali kalau Forth benar-benar jatuh cinta pada seseorang dari jenis kelamin yang sama, apalagi dia seorang casanova.