-15-

4.8K 377 16
                                    




Forth berjalan mondar-mandir mengelilingi penthousenya sambil menunggu Beam kembali. Meskipun dia tahu Beam akan baik-baik saja tapi dia masih khawatir dengan kekasihnya. Dia sangat ingin memeluknya, menghibur dia, sehingga Beam tidak marah lagi.

Forth melihat arlojinya, sudah larut. Sudah lewat tengah malam. Dia tahu dia harus melakukan sesuatu untuk membuat Beam kembali ke penthouse lebih cepat atau dia akan menjadi gila karena menunggu sendirian. Setelah memikirkan dengan matang apa yang harus dilakukannya, Forth segera duduk di depan piano dan berharap rencananya membawa Beam pulang ke rumah, mungkin akan berhasil.

Forth menarik napas dalam-dalam, kemudian menelepon Beam dan meloudspeakernya.

"Halo, Forth."

Jantung Forth berdebar hanya dengan mendengarkan suara Beam.

"Kau di mana? Apa kau masih mengemudi?"

"Aku tidak tahu. Aku hanya mengemudi sepanjang malam. Kau membuatku berjanji untuk tidak pergi minum, jadi aku hanya mengemudikan mobil keliling kota."

"Aah ... aku mengerti .." Forth tersenyum kecil. Dia senang Beam menurutinya.

"Kenapa menelponku, Forth? Ada apa?"

"Tidak, tidak ada. Aku hanya merindukanmu." Forth tersenyum lebar saat ia mendengar tawa Beam.

"Aku juga merindukanmu, Forth."

"Hmm ... aku tahu ini agak aneh. Tapi aku ingin menyanyikan sebuah lagu untukmu. Kau mau mendengarkan?"

"Hmm .... kenapa?"

"Untuk menghiburmu. Dan mungkin laguku bisa membuatmu ingin kembali padaku lebih cepat. Aku harus melakukan sesuatu untuk membuatmu kembali ke rumah. Semoga laguku bisa membuatmu menyerah padaku."

"Kau aneh."

Forth merasa begitu senang mendengar tawa beam melalui speaker.

"Jangan tertawa. Aku mencoba merayu kekasihku untuk pulang ke rumah."

"Baiklah, aku akan berhenti tertawa."

"Nah, maukah kau membiarkanku mencuri sedikit waktu damaimu, untuk menyanyikan sebuah lagu untukmu?"

"Oke, Forth ... aku akan mendengarkan."

"Ini khusus kudedikasikan untukmu, Baby Beam." Setelah mengatakannya, Forth mulai merayu kekasihnya dengan bermain piano, menyanyikan lagu melalui telepon. Sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya. Tapi untuk Beam, dia akan melakukan apapun meskipun dia tahu dia akan membodohi dirinya sendiri.

"Forth ..."

Forth bisa mendengar suara Beam terisak.

"Ya, Beam. Aku bisa mendengar kau menangis. Itu bukan reaksi yang kuharapkan darimu."

"Mau bagaimana lagi. Kau terlalu manis padaku bahkan setelah aku berteriak padamu."

"Ini salahku yang membuatmu marah.. aku benar-benar menyesal, Beam. " Forth meminta maaf. "Beam, tolong jangan menangis."

"Kalau begitu, kenapa kau tidak menyanyikan lagu yang lain untukku . Aku ingin mendengar suaramu selama aku mengemudi pulang ke rumah. " Pinta Beam.

"Lagu lain? Hmm ... baiklah. Tapi berjanjilah kau mengemudi dengan hati-hati saat mendengarkan suaraku. Jangan terburu-buru, tetap fokus pada jalan." Forth berkata penuh perhatian.

"Pasti, Forth."

Forth mengambil napas dalam-dalam sebelum ia menyanyikan lagu lain seperti yang diminta oleh Beam, diiringi dengan piano yang ia mainkan.

"Forth ... tunggu aku. Aku hampir sampai."

YOU ARE MY HOME (ForthBeam Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang