Phana menjentikkan jarinya di dahi Beam untuk membangunkannya.
"Pha! Jangan mengganggu ketenanganku." Beam melotot pada Phana sebelum dia meletakkan kepalanya ke meja kafe lagi.
"Apa yang kau lakukan tadi malam dengan Forth?" Phana bertanya dengan sedikit menggoda temannya itu.
"Tidak ada .."
"Untukmu, tidak ada berarti ada." Kit menyela dan mengacak-acak rambut Beam hanya untuk main-main dengan dia.
"Guys, tolong biarkan aku istirahat. Aku sedang lelah setelah semua yang terjadi kemarin." Beam mendengus pada teman-temannya.
"Bagaimana pipimu? Masih sakit?" Phana membelai pipi Beam. Dia benci melihat teman-temannya terluka. Jika wanita itu bukan teman Forth, dia pasti akan menamparnya kembali atas nama Beam. Tidak masalah jika orang itu laki-laki atau perempuan, mereka tidak boleh main-main dengan teman-temannya.
"Akubaik-baik saja. " Beam tersenyum pada Phana yang selalu memperhatikan keadaan teman-temannya.
"Beam, apa hubunganmu dengan adiknya? Dan kenapa dia menamparmu?" Kit memikirkan tentang kejadian itu sepanjang malam. Beam sepertinya menyimpan rahasia dari mereka dan dia ingin tahu apa itu.
"Aku berkencan dengan adiknya dulu."
"Apa yang kau lakukan pada adiknya? Katakan padaku .." Kit memeluk bahu Beam dan menyandarkan kepalanya di atas meja juga menghadapi Beam.
"Maaf, guys. Aku tidak bisa memberitahu kalian untuk saat ini." Beam tidak bisa memberi mereka jawaban yang pasti karena menurutnya lebih baik merahasiakannya dari mereka.
"P'Kit !!"
"Masalah datang .." Komentar Phana dan ia menertawakan wajah cemberut Ming sambil memeluk Wayo yang datang bersama dengan Ming.
"Kenapa kau memeluk P'Beam ketika aku di sini?" Ming menunjuk ke arah tangan Kit yang berada di bahu Beam.
"Kenapa? Dia temanku."
"Karena aku tidak ingin kau dibunuh oleh P'Forth." Ming berkata dan menunjuk pada Forth yang menatap tajam pada Kit. Beam dan Kit mendongak ke arah Forth yang sudah berdiri di depan mereka, dengan lengan disilangkan di dadanya.
"Whoops.. matilah aku." Kit dengan cepat menjauh dari Beam.
"P'Forth, jangan khawatir. P'Beam tidak akan menukarmu dengan orang lain." Wayo menghibur pria yang lebih tua itu. Beam tersenyum malu dan memberi isyarat pada Forth untuk berdiri di sampingnya.
"Aku tahu." Forth tertawa sambil ia mengikuti perintah Beam. Dia melangkah ke samping Beam dan mencium kepalanya. "Masih mengantuk?" Tanyanya sambil menepuk kepala Beam.
Beam mengangguk dan memeluk pinggang Forth. (Kok gue iri yak -cha)"Apa yang kau lakukan padanya?" Phana menggerakkan alisnya untuk menggoda Forth.
"Itu pertanyaan yang salah, Pha. Kau harus bertanya, apa yang Beam lakukan padaku." Forth menyela.
"Hush, Forth!" Beam memukul lengan Forth agar dia diam.
"Kenapa kau malu? Itu hadiah terbaik yang pernah ada." Forth mencubit hidung Beam.
"P', apa hadiah yang kau beri untuk P'Forth? Mungkin aku bisa berikan untuk P'Pha juga?" Wayo ingin tahu.
"Errr.."
"Bisa ku katakan?" Tanya Forth.
Beam menggelengkan kepalanya.
"Ayo, Beam, beritahu kami!" Kit membujuk.
"Tidak! Ini antara aku dan Forth! Tidak ada yang boleh tahu!" Beam melotot pada Forth yang menatapnya dengan wajah minta maaf.
"Forth! Bukankah itu teman masa kecilmu?" Phana menunjuk wanita yang sedang berjalan ke meja mereka.
"Apa yang dia inginkan? Aku tidak akan diam jika dia mencoba menghina Beam atau menyakitinya lagi." Ucap akit sambil dia berdiri dan menunggu Pring.
"Kenapa kau di sini, Pring?" Forth menanyai temannya saat dia sampai di meja mereka.
"Aku ke sini karena permintaan ibu. Dia ingin bertemu Beam. "
Forth menunduk menatap Beam.
"Aku akan pergi."
"Jika dia pergi, aku juga pergi." Forth berkata pada Pring.
"Terserah kau saja." Pring menjawab dengan tegas dan memberi isyarat agar mereka mengikutinya.
*ane cuma fokus ama lovely dovey nya ForthBeam.. sweetnya itu loh..gak kukuu :v
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY HOME (ForthBeam Fanfict)
FanfictionBeam, pria manis yang telah mencuri hatinya, namun ia bahkan tak tau bahwa dia telah memilikinya. Aneh sekali kalau Forth benar-benar jatuh cinta pada seseorang dari jenis kelamin yang sama, apalagi dia seorang casanova.