-8-

6.7K 541 15
                                    




"Kau akan memasak semuanya ?!" Beam melongo.

"Ya, Beam. Aku bisa memasak. Aku tidak akan membuat kekacauan di dapur." Forth berkata dan mulai mengerjakan tugasnya.

"Err..aku tidak begitu pandai di dapur, tapi apa kau butuh bantuan?" Beam menawarkan. Dia merasa tidak enak karena membuat Forth melakukan semua pekerjaan itu. Dia berpikir untuk memesan makanan dari luar tapi Forth bersikeras memasak makan siang itu sendiri.

"Tidak, kau tidak harus membantu. Kau cukup duduk di bangku dan menjadi cantik seperti biasa." Jawab Forth sambil tersenyum lebar. "Kau tahu, Beam. Aku selalu membayangkan melakukan semua ini denganmu, dan aku tidak percaya itu semua menjadi kenyataan sekarang." Forth bercerita sementara tangannya bergerak cepat memotong dan mengupas.

"Aku tidak layak untukmu." Balas Beam sedih. "Kau harus bersama seseorang yang lebih baik dariku."

Forth menghentikan kegiatannya dengan tiba-tiba. Dia mencuci tangannya, mengeringkannya, lalu dia melangkah ke arah Beam yang sedang menunduk.

"Kenapa kau mengatakan kau tidak pantas untukku? Dan kenapa aku harus bersama seseorang yang lebih baik darimu?" Forth menanyai Beam sambil ia duduk di sebelah Beam.

Beam tetap diam. Dia tidak tahu bagaimana mengatakannya ke Forth.

"Beam ..." Forth mengusap rambut lembut Beam.

"Karena kau terlalu sempurna dibandingkan denganku." Beam menyuarakan pikirannya.

"Aku tidak sempurna, Beam. Tidak ada orang yang sempurna. Dan aku menginginkanmu karena kau melengkapiku. Jika kau memberiku kesempatan untuk menunjukkan bahwa jika kita bersama akan lebih baik dari sempurna, aku akan mati bahagia sekarang. "

"Jangan berkata seperti itu. Jangan pernah mengatakan kau akan mati." Beam mencium Forth untuk menghentikannya bicara hal yang tidak-tidak.

"Kau menciumku." Forth menyentuh bibirnya.

"Err.. aku tidak tahu kenapa aku melakukan itu. Mungkin aku kesurupan. Pasti ada hantu di dalam penthousemu."

Forth tidak tertawa tapi dia malah menunduk menempelkan bibirnya pada bibir beam, menciumnya kembali.

"Forth..." Beam gemetar saat Forth menggendongnya untuk mengangkang di pangkuannya dan membuat Beam bersandar di meja dapur.

"Beam, kau menyembunyikan rahasia dariku, bukan? Aku rasa kau sudah lama menyukaiku. Apa kau keberatan jika menceritakannya sejak kapan?" Forth menunggu jawaban dan dia sangat berharap Beam menjawab pertanyaan itu dengan jujur.

"Apa yang kau bicarakan?" Beam panik. Sepertinya dia ketauan. Forth sudah tahu tentang rahasianya.

"Jangan mencoba untuk berbohong. Katakan saja." Forth memeluk Beam lebih dekat.

"Sejak tahun lalu ketika Pha mengenalkanmu padaku." Balas Beam malu-malu.

"Kenapa kau tidak mengatakan padaku?"

"Dan membuat aku menjadi orang bodoh? Aku tidak yakin apakah kau dapat menerima perasaanku."

"Itukah sebabnya kau mencoba berpura-pura menjadi playboy,  untuk menyembunyikan perasaanmu?"

Beam mengangguk.

"Kurasa itu juga bisa jadi alasan kau memberiku lampu hijau."

Beam mengangguk lagi.

Forth tertawa dan memanggul tubuh Beam dipundaknya.

"F..Forth! Apa yang kau lakukan ?! Turunkan aku !!"

"Tidak! Aku akan membawamu ke tempat tidur  dan bercinta denganmu."

"Forth !!"

Tapi kemudian, ketika mereka sampai di kamar tidur, teriakan Beam berubah menjadi erangan dan desahan karena kenikmatan yang diberikan Forth.




*Ga ada adegan naena
Ngehahahahaha selamat malam, selamat berdelulu :v

YOU ARE MY HOME (ForthBeam Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang