Taehyung bergelung dengan resah di ranjang. Ia masih saja kepanasan meski sudah menyetel AC di kamar ke yang paling dingin dan hanya mengenakan kaos tipis serta celana boxer pendek. Sejak dibawa pulang kemarin, Taehyung sama sekali tak memiliki nafsu makan. Ia menolak makan malam, hanya minum air saat malam juga menegak pil suppressant-nya dalam keadaan perut kosong. Jin sudah memaksanya makan, mencoba menyuapinya, tetapi ia menolak dengan keras. Tidak hanya heat saja. Kali ini ia terkena demam musiman. Seorang dokter omega telah datang dan memeriksanya, memberinya suntikan obat penurun demam. Ia berpesan agar Taehyung tidak terlalu banyak mengonsumsi suppressant-nya dan makan dengan teratur atau dokter itu terpaksa memasang infus padanya. Namun tentu saja, Taehyung bukan anak penurut.
Ia mengerang kembali pagi itu setelah semalam tak bisa tidur. Ia sudah melakukan masturbasi berkali-kali mencoba meringankan heat yang menderanya, tetapi ia tak kunjung merasa puas. Analnya mendamba sesuatu yang nyata, yang bisa mengisinya dan menghujam prostatnya dengan keras. Ia ingin melakukan seks―ia sungguh tak tahan. Namun mana bisa ia melakukannya saat dirinya tidak memiliki mate? Tidur dengan seorang alpha saat masa ini hanya akan membuatnya hamil. Ia masih cukup waras untuk tidak menghancurkan hidupnya sendiri.
"Panas..." Ia menggulung kaosnya ke atas, membiarkan hawa dingin AC menerpa permukaan kulit dan membuat tubuhnya sedikit lebih dingin. Namun AC itu tampaknya tidak memiliki pengaruh apapun apalagi ketika panas yang dideritanya tidak berasal dari luar, melainkan dari dalam dirinya. Meski ia mengerang, sedikit meronta karena rasa sakit dan tidak nyaman, tidak ada yang bisa dilakukannya. Ia hanya bisa menikmati kepedihannya.
Brak
Pandangan Taehyung beralih pada pintu kamarnya. Yoongi dan Jin muncul di sana. Raut muka Yoongi tampaknya tak begitu bersahabat. Entahlah dia kesal karena apa.
"Tae, sudah saatnya kau mengakhiri ini. Feromonmu bukannya makin melemah malah makin menguat saja. Sudah banyak alpha yang tiba-tiba mengetuk pintu apartemen kita karena bernafsu dengan feromonmu itu." kata Yoongi ketus.
"Maaf Hyung. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku sudah minum obat dan mencoba masturbasi, tetapi semuanya tidak berguna. Aku tidak bisa menahan feromonku sendiri juga." balas Taehyung dengan napas tersengalnya.
Seokjin mendekatinya, kemudian membelai rambutnya yang basah akan keringat.
"Apa kau pusing juga?" tanyanya lembut.
Taehyung mengangguk lemah.
"Hei, biasanya yang menyebabkan heat tak kunjung mereda ini karena kau sedang benar-benar jatuh cinta. Sebelum orang itu datang dan menyetubuhimu, masturbasi tak ada gunanya untukmu." tebak Yoongi.
Sejujurnya Taehyung tak begitu memikirkan soal cinta, ia justru ingin menghilangkan rasa-rasa yang mulai tertanam dalam dirinya itu. Namun memang benar jika ia tak pernah berhenti memikirkan Jeon Jungkook, bahkan ketika masturbasi. Semakin ia mencoba untuk melupakannya, semakin wajah tampan pemuda itu juga feromon cokelatnya yang menggoda terngiang-ngiang dalam benaknya.
"Benar kan dugaanku? Apa salah satu alpha yang hampir memperkosamu kemarin? Kau bahkan belum cerita padaku apa yang sebenarnya terjadi."
Taehyung menggeleng lemah.
"Yoongi-ah, tolong jangan memojokkannya sekarang." Seokjin menengahi.
Yoongi berkacak pinggang. Ia memutar pandangannya dengan kesal.
"Apa kau punya ide untuk menyelesaikan semua, Hyung?" tantangnya.
Seokjin terdiam, tampaknya berpikir sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE A [KookV / KookTae]
FanfictionFeromon beraroma cokelat itu begitu memabukkan bagi Taehyung, membawanya keluar dari sisi rasionalitas, terjatuh dalam lembah bernama cinta. Bagaimana mungkin seorang omega kotor sepertinya berani mengharapkan alpha setia yang telah memiliki mate it...