Pemuda itu menatap Taehyung tanpa ekspresi. Hanya beberapa detik berikutnya, ia berdecak kesal. Air mukanya berubah keruh.
"Apa kau membuntutiku sampai sini?" Matanya berkilat tidak ramah.
Taehyung sontak mundur beberapa langkah, menabrak Baekhyun yang menyusulnya.
"Kenapa?" tanya pria alpha itu.
Taehyung menggeleng.
"Ayo pergi, Hyung."
Taehyung mencengkram lengan Baekhyun―berniat untuk pergi secepatnya dari tempat itu. Namun suara Jungkook menghentikan langkah mereka.
"Wah wah, siapa lagi ini? Sudah menggodaku, Jimin-hyung, dan sekarang kau kencan dengan alpha lain. Asalkan seorang alpha, sepertinya kau sama sekali tak keberatan tidur dengannya ya?"
Tanpa Taehyung sadari, lengan Baekhyun sudah tak ada dalam genggamannya. Kala berbalik badan, ia bisa melihat sang kakak berlari ke arah pemuda alpha itu, menonjok mukanya hingga tubuhnya yang masih berbalut pakaian maskot berguling di atas lantai konblok.
"Hyung!"
Baekhyun melotot marah. Ia tak mengenal pemuda di balik maskot ini. Namun tentu ia marah jika seseorang berbicara buruk tentang adiknya.
Taehyung berlari, mencoba melerai. Namun Baekhyun bersikukuh tetap mengungkung Jungkook dari atas, berniat menonjoknya kembali.
"Jangan, Hyung! Kumohon jangan, apalagi mukanya. Dia seorang idol!" Taehyung berteriak cukup keras.
Baekhyun berhenti sebelum melayangkan pukulan keduanya. Pipi pemuda di bawahnya telah lebam sebelah dengan setetes darah mengalih dari bibirnya.
"Taehyung, siapa dia?!" bentak Baekhyun.
"Hyung, kumohon. Ayo kita pulang saja."
"Katakan padaku!"
Baekhyun mengeluarkan suara alphanya, membuat Taehyung tak berkutik. Tubuhnya lantas gemetaran dan lemas. Tanpa daya ia mengatakan apa yang jadi pertanyaan pria itu.
"Jeon Jungkook."
Mendengar nama itu, rasanya memukul saja tidak cukup. Baekhyun bahkan ingin membunuhnya. Namun Taehyung memposisikan diri di depannya―menangis.
"Hyung, kumohon. Ayo kita pulang."
Baekhyun menurunkan kepalan tangannya, lalu berdiri setelah melepaskan Jungkook. Ia merangkul Taehyung dan membawanya pergi.
"Hei, kau melukai wajahku. Aku akan menuntutmu!" Jungkook menyuarakan kekesalannya selagi mengusap pipinya yang mulai membiru. Kedua orang di depannya berhenti berjalan, lalu menoleh kembali padanya.
Baekhyun menatapnya benci. Seolah segala objek kebenciannya kini adalah pemuda itu.
"Lakukan saja. Aku tidak takut pada bocah sepertimu."
Setelah mengatakan itu, Baekhyun mencengkram pergelangan tangan adiknya yang masih menangis, membawanya pergi dari taman bermain yang sudah hampir tutup itu. Sesampainya di mobil, ia mendorong Taehyung dengan sedikit kasar ke kursi depan, lalu menyusul duduk di sampingnya setelah berjalan memutar. Tanpa kata lebih lanjut, pria itu membawa keduanya menyusuri jalanan yang masih ramai dan padat di antara kemerlip lampu kota. Taehyung sendiri tak mengerti akan pergi kemana mereka.
Tak ada percakapan selama lebih dari sepuluh menit, menyisakan keheningan yang sedikit mencekam. Taehyung sudah menghentikan tangisannya sedari tadi. Hanya saja perasaannya masih begitu kacau. Tak ada apapun selain Jungkook dalam kepalanya hingga ia jatuh dalam lamunan selagi kedua netranya terpaku pada pemandangan di luar jendela. Baekhyun sendiri terlalu marah. Ia takut melakukan hal yang lebih kasar pada Taehyung, hingga memilih diam dan mencoba meredam egonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE A [KookV / KookTae]
FanfictionFeromon beraroma cokelat itu begitu memabukkan bagi Taehyung, membawanya keluar dari sisi rasionalitas, terjatuh dalam lembah bernama cinta. Bagaimana mungkin seorang omega kotor sepertinya berani mengharapkan alpha setia yang telah memiliki mate it...