"Berhentilah menangis. Kau ini sangat jelek kalau menangis." Jungkook menyodorkan sekotak tisu pada pemuda manis di hadapannya. Pemuda malang itu belum berhenti menangis sesenggukan sejak meninggalkan kompleks apartemen.
"A-aku pantas menangis."
Jungkook menghela napas. Dasar omega. Apa mereka memang secengeng ini?
"Kau tidak akan bisa mengubah hati si brengsek itu hanya dengan menangis." imbuhnya.
"Aku tahu! Kau juga tak beda jauh darinya." protes Taehyung. Suaranya setengah memekik.
Taehyung raih kotak tisu di hadapannya, lalu menarik beberapa lembar sekaligus. Ia usap air mata dan ingus yang mengalir begitu banyak.
Jungkook mendengus mendengar jawaban Taehyung.
"Baiklah, aku memang brengsek. Apa lagi yang mau kau katakan?"
"Tidak ada."
Dan Taehyung kembali menangis.
Jungkook sendiri tak paham bagaimana mungkin orang ini punya stok air mata sebanyak itu? Sejam lebih dia menangis, tetapi hingga kini belum berhenti juga.
"Kau membuat telingaku sakit. Katakan apa maumu sekarang?" Jungkook menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kue cokelat, dengan stroberi di atasnya."
Jungkook menaikkan alis.
"Kau melawak?"
Taehyung menggeleng dengan bibir mengerucut imut.
Kim Taehyung tidak sedang menggodanya kan?
Jungkook lantas menggelengkan kepalanya beberapa kali. Menolak pikiran yang tiba-tiba terlintas itu.
"Aku belikan. Hentikan tangisanmu. Demi Tuhan, kau bahkan 2 tahun lebih tua dariku!"
"Tidak ada batasan umur bagi orang yang ingin menangis."
Jungkook jengah sudah mendebat pemuda ini. Ia memilih beranjak dari sofa apartemennya dan menelepon toko kue langganan. Setelahnya, ia kembali pada Taehyung yang kini sudah tidak lagi menangis, tetapi masih berekspresi kecut.
"Tunggulah kuemu. Kalau perasaanmu sudah lebih baik, aku akan pesankan taksi."
"Tidak antar aku pulang sekalian?" protes Taehyung.
"Apa kau lupa kalau kita ini seorang idol? Walaupun sesama lelaki, kita ini berbeda jenis kelamin kedua. Kau pikir apa yang akan media katakan kalau sampai mereka tahu aku yang seorang alpha ini mengantarkan seorang omega pulang ke dorm-nya? Mereka pasti akan membuat berita yang tidak-tidak."
Taehyung berpikir sejenak sebelum akhirnya menyahut.
"Ah ya, kau benar. Suga-hyung pasti akan membunuhku kalau sampai membuat skandal yang tidak-tidak."
'Dan omega sialan itu diam-diam berpacaran dengan Jimin-hyung? Kau pikir bagaimana jika media tahu?'
Jungkook ingin berseru demikian, tetapi ia menahan diri dan tak mengatakan apapun sebagai gantinya.
"Aku akan pulang sendiri. Sampai di sini saja aku sudah sangat berterima kasih." Taehyung menunduk cukup dalam meski ia berada dalam posisi duduk. Nada suaranya terdengar serius.
"Anggap saja impas, karena aku sering kali menyakiti perasaanmu secara verbal. Aku sadar meski aku tidak merasa bersalah karena menolakmu."
"Aku tahu. Aku yang seharusnya tidak memaksakan kehendak. Aku sudah bersikap sangat egois. Terima kasih sudah bersikap baik padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE A [KookV / KookTae]
FanfictionFeromon beraroma cokelat itu begitu memabukkan bagi Taehyung, membawanya keluar dari sisi rasionalitas, terjatuh dalam lembah bernama cinta. Bagaimana mungkin seorang omega kotor sepertinya berani mengharapkan alpha setia yang telah memiliki mate it...