Jeon Jungkook, rupa memuakkan itu tengah menyungging seraut senyum lega saat berdiri berhadap-hadapan dengan Baekhyun dan Chanyeol di depan pintu. Bocah tujuh belas tahun itu ditemani seorang alpha lain yang lebih tinggi darinya yang tak lain adalah pengacara pribadinya. Sejoli itu lantas menggeram kesal, tetapi tak ada lagi yang bisa mereka lakukan setelah kalah telak di persidangan.
"Mana permintaan maafmu?" tuntut Jungkook dengan suara congkak.
Baekhyun menyipitkan matanya, tak ada rasa bersalah sedikit pun dari tatapan matanya yang menajam karena rasa benci.
"Aku tak berniat meminta maaf. Aku akan membayar semua tuntutanmu. Uang tak ada artinya bagiku."
"Hah?! Aku juga tak butuh uangmu! Kau tiba-tiba memukulku tanpa alasan. Kau tahu, aku terpaksa membatalkan beberapa interview majalah dan rekaman acara televisi karena wajahku terluka!"
Baekhyun menaikkan alisnya. Seolah tak setuju dengan perkataan bocah itu.
"Kau sudah menyakiti perasaan adikku."
"Oh ternyata kau kakaknya Kim Taehyung. Tak kusangka dia dari keluarga kaya raya. Apa kau tak merasa malu punya adik seorang omega? Mereka kan makhluk rendahan."
Baekhyun mulai mengepalkan jemarinya kembali. Berniat meninju bocah kurang ajar di depannya, tetapi Chanyeol menahan tubuhnya untuk melangkah jauh.
"Kau mau memukulku lagi? Ayo pukul lagi saja. Mungkin setelahnya kau benar-benar bisa kujebloskan ke penjara." Jungkook terkekeh.
"Bocah brengsek! Aku takkan pernah memaafkanmu. Tidak akan pernah!" raung Baekhyun keras-keras.
"Berteriak saja sesukamu. Jangan lupa, penuhi semua tuntutanku. Selamat tinggal, Tuan Kim."
Jungkook membalik badannya, kemudian melangkah pergi diikuti pengacaranya. Semakin jauh pemuda alpha itu melangkah pergi, semakin Baekhyun dilanda rasa benci pada sosok angkuhnya.
"Chan, aku ingin membunuhnya. Aku sangat benci padanya." geramnya lirih.
Chanyeol membalik tubuh Baekhyun kemudian memeluknya. Lorong yang kosong itu tampak sunyi hingga hanya terdengar suara napas Baekhyun yang memburu karena amarah.
Kekasihnya itu tak pernah berhenti mengutuki nama Jeon Jungkook semenjak adiknya sendiri menolak kehadirannya. Sekali lagi dalam hidupnya, Taehyung pergi darinya, membuat sangat murung dan berduka. Lebih buruk, pemuda itu bahkan mengganti ponselnya agar Baekhyun tak bisa lagi menghubunginya.
Chanyeol ingin marah. Namun dirinya tak lagi tahu kepada siapa ia harus melampiaskan kemarahannya. Segalanya kini terasa terlalu runyam. Di satu sisi dirinya tidak bisa menyalahkan Taehyung karena anak itu memiliki trauma tersendiri dalam hidupnya. Di sisi lain, ia ingin penderitaan Baekhyun segera berakhir.
"Baek, ayo pulang."
Baekhyun menengadahkan kepala, menatap wajah mate-nya dalam-dalam.
"Chan, aku ingin bertemu Taehyung." ucapnya tiba-tiba. Kedua mata sayunya kini berkaca-kaca.
Chanyeol menggigit bibir bawahnya, lalu menggeleng perlahan.
"Kau bisa sering-sering melihatnya di TV sekarang. Dia baik-baik saja."
"Tapi... Dia lebih buruk dari sebelumnya! Aku bisa merasakannya. Dia menahan diri mati-matian dan tersenyum palsu. Aku benci melihatnya begitu." sanggah sang pria alpha.
"Kita tidak bisa melakukan apapun. Dia akan mencoba bunuh diri lagi kalau kau menemuinya. Dengan kau tidak menemuinya, dia akan bertahan, Baek."
"Aku pikir semua akan membaik setelah kami bertemu kembali. Kenapa ini semua harus terjadi padanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE A [KookV / KookTae]
FanfictionFeromon beraroma cokelat itu begitu memabukkan bagi Taehyung, membawanya keluar dari sisi rasionalitas, terjatuh dalam lembah bernama cinta. Bagaimana mungkin seorang omega kotor sepertinya berani mengharapkan alpha setia yang telah memiliki mate it...